
Seorang mantan manajer perusahaan di Malaysia kehilangan RM241.000 setelah tertipu oleh penelepon tak dikenal yang mengaku sebagai petugas dari Pusat Respons Penipuan Nasional (NSRC).
Kepala Kepolisian Kluang, Bahrin Noh, mengatakan korban yang berusia 47 tahun itu membuat laporan setelah menyadari dirinya telah menjadi korban penipuan. Insiden itu dimulai pada 6 November, ketika korban menerima telepon dari seorang pria yang mengaku sebagai petugas NSRC yang mengklaim bahwa nomor teleponnya telah disalahgunakan dalam kasus pencucian uang.
Korban kemudian dialihkan ke orang lain yang mengaku berasal dari markas besar kontingen kepolisian Terengganu. Ia diberitahu bahwa surat perintah penangkapan telah dikeluarkan atas namanya dan diinstruksikan untuk mentransfer semua tabungannya ke rekening "untuk keperluan penyelidikan".
Karena takut akan tindakan hukum, korban melakukan pembayaran ke tujuh rekening bank berbeda antara tanggal 18 dan 27 November. Ia baru menyadari telah ditipu ketika tidak dapat menarik kembali dana tersebut.
Kasus ini mencerminkan tren yang semakin meningkat di mana para penipu menyamar sebagai lembaga penegak hukum untuk mengintimidasi korban agar menyerahkan informasi pribadi dan uang mereka.
Pada bulan September, Departemen Investigasi Kejahatan Komersial (CCID) Bukit Aman mendeteksi akun Facebook yang menyamar sebagai NSRC untuk memikat korban. Halaman palsu ini digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan menipu pengguna agar mentransfer uang.
NSRC tidak mengoperasikan akun media sosial apa pun dan tidak pernah menghubungi publik melalui panggilan telepon atau WhatsApp.
Para penipu sering menyamar sebagai lembaga pemerintah, bank, dan unit penegak hukum untuk menciptakan rasa takut dan urgensi.