Usai Reli Harga 1.500%, Kini Holder Neiro Ethereum (NEIRO) Giat Cairkan Profit

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuka diri untuk melakukan penyesuaian tarif pajak bagi industri kripto. Pihaknya mengaku akan melakukan diskusi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selaku otoritas terkait guna mendapatkan hasil terbaik.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan DIgital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyampaikan bahwa pembahasan akan dilakukan setelah transisi kewenangan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke OJK, untuk pengawasan aset keuangan digital dan aset kripto (IAKD), selesai dilaksanakan.

“Sampai nanti beralih ke OJK, (tarif pajak) masih akan berlaku. Ke depan, kami akan membuka ruag untuk melakukan pembahasan lebih lanjut dengan Kemenkeu,” jelas Hasan seperti dikutip CNBC.

Untuk diketahui, dorongan untuk melakukan penyesuaian tarif pajak juga sudah digaungkan oleh Bappebti. Pada Maret lalu, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, TIrta Karma Senjaya, menyebut bahwa perlu adanya upaya dari sisi perpajakan untuk menjaga peluang pertumbuhan pasar kripto di dalam negeri.

Direktur Eksekutif Aspakrindo-ABI, Asih Karnengsih, juga ikut bersuara, dengan mengatakan bahwa pajak yang dibebankan kepada pelaku pasar kripto tanah air berpotensi mendorong investor memilih untuk menggunakan platform perdagangan luar negeri.

Dalam pandangannya, dengan melakukan penyesuaian tarif pajak, daya saing industri kripto dalam negeri bisa menjadi lebih kuat.

• Baca Juga: DJP Indonesia Gandeng Australia Perkuat Penerapan Pajak Kripto

Bappebti Usulkan Tarif Pajak Turun Setengah dari Saat Ini

Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2022, setiap transaksi aset kripto dikenakan tambahan Pajak Penghasian (PPh) sebesar 0,1% dari nilai transaksi, selain Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang nilainya mencapai 0,11% dari setiap transaksi.

Skema pajak seperti demikian dipandang membatasi pertumbuhan industri aset digital. Oleh karena itu, Bappebti menyatakan akan mengajukan usulan ke DJP untuk melakuakn revisi pajak aset digital.

TIrta mengaku pembahasan secara internal akan dilakukan setelah adanya tanggapan dari pihak DJP. Bappebti mempertimbangkan untuk mengusulkan tarif pajak aset kripto diturunkan hingga setengah dari tarif saat ini.

“Sebelum ditetapkan, dulu usulan dari kita (Bappebti) sebenarnya adalah setengahnya, sekitar 0,05% dan 0,055%,” pungkas Tirta.

Dominasi pasar Bitcoin , metrik penting untuk memahami posisinya dalam lanskap kripto, telah menunjukkan fluktuasi yang signifikan di sepanjang tahun 2024.

Dominasi ini, yang diukur sebagai pangsa Bitcoin dari total kapitalisasi pasar kripto, berfungsi sebagai barometer pengaruh dan relevansinya di tengah kondisi pasar yang bergejolak, yang merupakan ciri khas ruang aset digital.

Di sepanjang tahun 2024, dominasi Bitcoin berayun antara 49 persen dan 57 persen, menandai rentang yang signifikan di mana kripto terkemuka ini beroperasi. Fluktuasi ini, meskipun cukup besar, merupakan bagian dari tren yang lebih luas yang mulai terbentuk pada awal tahun 2023.

Setelah menyaksikan penurunan pangsa pasar yang stabil dari lebih dari 70 persen pada awal 2021 menjadi di bawah 40 persen pada akhir 2022, Bitcoin memulai jalur pemulihan.

Pembalikan pangsa pasar ini menyoroti ketahanan Bitcoin dan kemampuannya untuk beradaptasi dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di tengah dinamika pasar yang berkembang.

Efek Pasca-Halving dan Kenaikan Dominasi Bitcoin

Berdasarkan laporan Crypto Slate, salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kebangkitan dominasi BTC adalah efek pasca-halving, sebuah fenomena yang biasanya meningkatkan kelangkaan Bitcoin akibat pengurangan hadiah blok untuk para penambang.

Secara historis, halving Bitcoin sering diikuti oleh apresiasi signifikan dalam nilai Bitcoin, yang pada gilirannya meningkatkan dominasi pasarnya.

Acara halving tahun 2024 tampaknya tidak terkecuali, karena Bitcoin tidak hanya mempertahankan tetapi juga meningkatkan dominasinya, meskipun pasar secara keseluruhan mengalami gejolak.

Interaksi antara pergerakan harga BTC dan dominasi pasarnya sangat patut diperhatikan. Tren kenaikan dominasi Bitcoin yang relatif stabil menunjukkan bahwa investor terus melihatnya sebagai tempat aman di dalam pasar kripto yang lebih luas.

Persepsi ini kemungkinan diperkuat oleh meningkatnya minat institusi terhadap Bitcoin, yang telah menjadi tema yang berulang sejak tahun 2023.

Dengan semakin banyaknya institusi yang memasuki ruang ini, tertarik oleh rekam jejak Bitcoin yang terbukti dan perannya sebagai penyimpan nilai, pangsa pasar kripto ini semakin kokoh.

Selain itu, pematangan ekosistem Bitcoin, dengan perkembangan seperti Lightning Network dan berbagai solusi layer dua, telah berkontribusi pada dominasinya. Inovasi-inovasi ini telah meningkatkan skalabilitas dan kegunaan Bitcoin, menjadikannya lebih menarik bagi investor ritel maupun institusi.

Jaringan layer-2 (L2) Ethereum, Arbitrum , mengalami lonjakan signifikan dalam volume perdagangannya. Ini terpicu oleh antisipasi untuk sebuah gelaran akbar yang dijadwalkan tanggal 16 Agustus.

Dengan semakin dekatnya acara ini, para investor pun ingin mengetahui bagaimana harga ARB akan merespons. Analisis on-chain berikut akan mengkaji prospeknya.

Hari Besar Arbitrum Pacu Minat Pasar

Data dari Santiment mengungkapkan bahwa volume perdagangan Arbitrum bertengger di sekitar US$146 juta pada 11 Agustus. Kemudian di awal 13 Agustus, volumenya sudah melampaui US$260 juta sebelum akhirnya turun lagi baru-baru ini.

Volume perdagangan sendiri mewakili total nilai aset kripto yang dibeli dan dijual dalam periode waktu tertentu. Adapun melonjaknya volume bermakna adanya minat yang kuat pada token, sementara turunnya volume berarti minat investor telah memudar.

Di samping itu, volume juga mencerminkan kekuatan pasar. Volume perdagangan yang tinggi mampu memperkuat tren harga, sementara volume yang rendah tentu bakal melemahkannya.

• Baca Juga: Mengenal Arbitrum dan Potensinya Pasca Airdrop Token ARB Gratis

Pada waktu publikasi, ARB diperdagangkan seharga US$0,57. Ini mencerminkan lonjakan sebesar 14% dalam tujuh hari terakhir, dan sekaligus penurunan sebesar 1,63% dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan fundamentalnya, jika volume perdagangan terus menukik, maka tren turun mungkin akan mereda.

Arbitrum baru-baru ini menjadi berita utama. Altcoin ini sempat menyentuh level terendah sepanjang masa (all-time low / ATL) selama crash pasar kripto pada 5 Agustus lalu. Tak lama setelah itu, perusahaan manajemen aset global Franklin Templeton memperluas produk reksa dananya ke Arbitrum.

Kendati ini adalah peristiwa monumental, token unlock yang akan datang kemungkinan besar bakal menjadi pendorong utama meningkatnya minat pasar pada ARB. Menurut Token Unlocks, Arbitrum siap merilis 2,77% dari total pasokannya yang beredar pada 16 Agustus. Dengan harga saat ini, token ini bernilai sekitar US$51,2 juta.

Token Unlock Arbitrum | Sumber: Token Unlocks

Dalam banyak kasus, token unlock menyebabkan pergolakan besar di pasar altcoin. Jika permintaan tidak meningkat selama acara tersebut, maka unlock dapat memicu supply shock yang signifikan dan kemungkinan memantik penurunan harga. Untuk ARB sendiri, dua hari ke depan akan menentukan apakah harga akan terus bereaksi negatif ataukah pulih.

Profit 1% Mungkin Bakal Jadi 0

Sementara, indikator In/Out of Money Around Price (IOMAP) menyuguhkan wawasan berharga terkait potensi harga aset kripto. IOMAP mengkategorikan alamat berdasarkan apakah mereka mendapatkan keuntungan pada harga saat ini, mencapai titik impas, ataukah menelan rugi.

Indikator ini melakukannya dengan mengidentifikasi biaya rata-rata saat token-token ini dibeli. Saat ini, hanya 1% dari seluruh holder ARB yang meraup profit, sementara 97% lagi menderita rugi.

Secara umum, semakin besar jumlah alamat pada rentang harga tertentu, semakin kuat pula area support atau resistance-nya. Saat ini, lebih dari 11.000 alamat memegang 88,32 juta token ARB di zona rugi, dengan biaya rata-rata on-chain sebesar US$0,58.

Sebaliknya, hanya lebih dari 3.000 alamat yang memegang 16,78 juta token ARB di zona profit, yang dibeli di sekitar US$0,56. Oleh karena itu, jika harga ARB bergerak mendekati US$0,58, banyak dari mereka yang tengah menderita kerugian mungkin memilih untuk menjual. Alhasil, ini akan menciptakan resistance potensial.

• Baca Juga: Arbitrum Sukses Dominasi Jaringan Layer-2 Ethereum! Ini Penyebabnya

Jika ini terjadi, nilai pasar Arbitrum bisa ambruk ke US$0,55, lokasi di mana level support berikutnya berada.

Akan tetapi, Ethereum berpotensi menjadi penyelamat bagi ARB. Mengingat korelasi yang kuat antara kedua proyek, kenaikan harga ETH bisa mengangkat ARB juga, yang berpotensi membatalkan prospek bearish di atas.

Memecoin popular Shiba Inu kembali menarik perhatian para whale kripto, menandakan kemungkinan adanya kenaikan harga yang signifikan di masa depan.

Data on-chain terbaru menunjukkan lonjakan sebesar 240 persen dalam volume transaksi besar, sebuah metrik penting yang sering kali mendahului pergerakan pasar yang substansial.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa SHIB mungkin akan segera mengalami breakout, berpotensi mengklaim kembali level harga US$0,00002 sebagai support.

Volume Transaksi Shiba Inu Melonjak 240 Persen

Menurut data dari platform intelijen pasar IntoTheBlock, volume transaksi besar Shiba Inu mengalami peningkatan yang dramatis, meroket hingga 240 persen.

Pada 11 Agustus, volume transaksi SHIB melonjak dari 326,98 milyar menjadi 781,4 milyar SHIB hanya dalam satu hari. Tren naik ini berlanjut hingga 12 Agustus, dengan volume meningkat sebesar 93 persen lagi, mencapai 1,51 triliun SHIB yang diperdagangkan dalam 24 jam.

Bitcoinist melaporkan bahwa, lonjakan volume transaksi ini merupakan indikasi jelas bahwa whale kripto sedang aktif mengakumulasi token Shiba Inu. Transaksi besar, yang biasanya terkait dengan pemain pasar besar, menunjukkan bahwa para investor ini memperkirakan tren bullish untuk SHIB.

Fase akumulasi ini terjadi setelah periode koreksi pasar, di mana whale telah melepas sebagian besar kepemilikan mereka.

Namun, dengan pasar yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan, para pemegang besar ini kembali, kemungkinan memposisikan diri mereka untuk meraih potensi keuntungan seiring SHIB yang berusaha mengukuhkan US$0,00002 sebagai titik support baru.

Whale dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pasar SHIB

Keterlibatan whale dalam aktivitas pasar Shiba Inu tidak bisa dianggap remeh. Para pemegang besar ini diketahui memiliki dampak yang besar terhadap dinamika harga aset yang mereka perdagangkan.

Akumulasi SHIB oleh mereka baru-baru ini bisa jadi merupakan pertanda awal dari kenaikan harga yang besar, terutama saat pasar kripto secara keseluruhan mendapatkan momentum kembali.

Fakta bahwa SHIB mempertahankan korelasi positif yang kuat dengan Bitcoin , saat ini berada di 0,79, semakin mendukung pandangan bullish ini. Seiring Bitcoin yang terus naik, SHIB bisa melihat peningkatan harga yang signifikan, mengikuti jejak kesuksesan kripto utama ini.

Tantangan yang Diantisipasi: Pertumbuhan Jaringan yang Stagnan dan Indikator Bearish

Meski ada tanda-tanda positif, komunitas Shiba Inu tetap berhati-hati. Metrik on-chain lainnya menunjukkan gambaran yang kurang optimis. Pertumbuhan jaringan bersih untuk SHIB telah stagnan, menunjukkan penurunan jumlah investor baru yang masuk ke ekosistem ini.

Selain itu, lebih dari 52 persen pemegang SHIB masih berada dalam posisi out of the money, yang berarti mereka memegang token dalam keadaan merugi.

Skenario ini menimbulkan risiko terhadap potensi pemulihan harga, karena para pemegang ini mungkin cenderung menjual token mereka begitu mereka mencapai titik impas, menambah tekanan jual di pasar.

Dalam perkembangan terkait, burn rate Shiba Inu mengalami peningkatan impresif sebesar 573 persen selama seminggu terakhir, dengan lebih dari 151 juta token SHIB yang dibakar. Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh transisi Shibarium ke mekanisme burn otomatis.

Di bawah sistem baru ini, 70 persen dari biaya transaksi dasar yang dihasilkan di jaringan secara otomatis dikonversi menjadi SHIB dan dibakar, secara efektif mengurangi total pasokan yang beredar.

Pengurangan pasokan ini merupakan indikator bullish untuk harga SHIB, karena dapat menyebabkan permintaan yang lebih tinggi relatif terhadap token yang tersedia.

Shibarium telah menjadi kontributor signifikan dalam upaya burn token ini, menyumbang hampir setengah dari 76 milyar token SHIB yang dibakar pada tahun 2023.

Namun, untuk mempertahankan kecepatan ini, aktivitas jaringan di Shibarium perlu kembali ke level tertinggi yang diamati pada Desember 2023.

Berdasarkan data terbaru dari CoinMarketCap, Shiba Inu diperdagangkan di kisaran US$0,00001372, mencatat pergerakan positif dalam 24 jam terakhir. Hari-hari mendatang akan menjadi krusial bagi SHIB saat token ini menghadapi sinyal campuran, dengan potensi pertumbuhan dan risiko yang mendasarinya.

Grayscale Investments baru saja meluncurkan Grayscale MakerDAO Trust, sebuah langkah strategis yang memperkuat posisi mereka dalam rangkaian penawaran investasi kripto. Trust ini dirancang untuk memberikan akses yang lebih praktis ke MKR, token utilitas sekaligus tata kelola milik MakerDAO.

Produk semacam ini memudahkan investor institusional untuk mendapatkan eksposur kripto tanpa harus berurusan dengan kompleksitas dalam membeli dan menyimpan aset digital.

Grayscale Luncurkan Produk Baru di Tengah Gelombang Permintaan Kripto

Sebagai salah satu manajer aset mata uang digital terbesar di dunia, Grayscale kini memiliki portofolio yang mencakup lebih dari 20 produk investasi kripto. Dengan demikian, perusahaan ini berambisi memperluas jangkauan investor ke berbagai sektor pasar aset kripto.

Grayscale MakerDAO Trust secara khusus melayani mereka yang berminat terlibat dalam ekosistem MakerDAO. Ekosistem ini merupakan decentralized autonomous organization yang menyediakan berbagai layanan keuangan di blockchain Ethereum, termasuk stablecoin dan pinjaman berbasis aset dunia nyata (real-world asset / RWA). Yang menarik, struktur Grayscale MakerDAO Trust sejalan dengan trust investasi aset tunggal Grayscale lainnya, yang fokus secara eksklusif pada MKR.

• Baca Juga: Grayscale Debut ETF Bitcoin Mini Trust Anyar, Tawarkan Biaya Termurah di Industri!

Dalam wawancara dengan BeInCrypto, Rayhaneh Sharif-Askary, Kepala Produk dan Riset Grayscale, menyoroti bagaimana trust ini selaras dengan tuntutan pasar yang terus berkembang.

Lebih jauh, Sharif-Askary meyakini bahwa trust anyar ini akan membuka peluang bagi investor untuk mengeksplorasi potensi pertumbuhan komprehensif dari ekosistem MakerDAO dan mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan konvensional.

Meskipun tahun ini pasar kripto cenderung melemah, MKR justru menunjukkan performa yang mengesankan. Altcoin ini mencatatkan reli harga sebesar 17% sejak Januari 2024, memamerkan ketangguhannya dibandingkan token-token lain.

Namun, para investor perlu menyadari bahwa walaupun Grayscale memiliki rencana agar saham produk baru ini bisa diperdagangkan di pasar sekunder, hal tersebut belum tentu terjamin. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun beberapa produk Grayscale berhasil meraih posisi di pasar sekunder, beberapa lainnya menemui kesulitan dalam mencapai tujuan investasinya.

• Baca Juga: ETN Crypto: Mengenal Surat Utang Berbasis Aset Kripto

Selain MakerDAO Trust, Grayscale baru-baru ini juga meluncurkan Grayscale Bittensor Trust dan Grayscale Sui Trust. Trust ini berinvestasi dalam token TAO dan SUI, yang sejalan dengan pengembangan AI terdesentralisasi Bittensor serta teknologi smart contract yang scalable dari Sui.

Mantan CEO BitMEX Arthur Hayes, kembali membuat heboh jagat kripto dengan prediksi berani tentang bull run yang akan dimulai pada September mendatang.

Hayes, yang dikenal dengan wawasan mendalamnya tentang pasar keuangan, menunjuk pada rencana Departemen Keuangan AS untuk membanjiri pasar dengan Treasury bills (T-bills) sebagai pemicu lonjakan yang diantisipasi ini.

Bull Run Kripto Akan Dimulai September

Menurut Hayes, pergerakan pasar kripto yang tampak tak berarah sejak April bukanlah suatu kebetulan.

Berdasarkan laporan dari Cryptopolitan, Hayes menegaskan bahwa periode stagnasi ini berkaitan dengan berkurangnya penerbitan T-bills oleh Departemen Keuangan AS, yang terkait dengan masuknya penerimaan pajak selama periode tersebut.

Dengan lebih sedikit T-bills yang beredar antara April dan Juni, likuiditas secara efektif tersedot dari pasar, sehingga aset keuangan, termasuk Bitcoin, kekurangan modal yang dibutuhkan untuk mendorong harga naik.

Kekurangan likuiditas ini, seperti yang dijelaskan Hayes, menyebabkan uang tunai terjebak di neraca The Fed dalam Reverse Repo Program (RRP), bukannya mengalir ke pasar di mana uang tersebut bisa merangsang pertumbuhan.

Hayes menggali lebih dalam hubungan antara harga Bitcoin dan jumlah uang yang disimpan di RRP, menyajikan ini sebagai bukti untuk teorinya. Dia mencatat bahwa dari Januari hingga April, saat T-bills secara aktif diterbitkan, saldo RRP menurun, bertepatan dengan kenaikan signifikan nilai Bitcoin.

Namun, saat penerbitan T-bills melambat, saldo RRP melonjak, menyebabkan harga Bitcoin stagnan, diselingi oleh penurunan tajam sesekali. Hayes mengakhiri analisisnya pada 1 Juli, tepat sebelum penguatan yen memicu penjualan besar-besaran aset berisiko.

Melihat ke depan, Hayes memprediksi bahwa penerbitan T-bills sebesar US$301 milyar yang direncanakan Departemen Keuangan hingga akhir tahun akan memberikan kehidupan baru bagi Bitcoin, membantunya pulih dari penurunan pasar baru-baru ini yang disebabkan oleh apresiasi yen. Target ambisiusnya untuk Bitcoin menurutnya adalah US$100.000.

Namun, pandangan optimis Hayes tidak hanya terbatas pada Bitcoin. Dia juga menyatakan kepercayaan diri pada altcoin dan shitcoin.

Hayes percaya bahwa aset-aset berisiko tinggi ini akan bangkit kembali dengan kuat, tetapi hanya setelah Bitcoin dan Ethereum menembus level harga kunci, masing-masing di US$70.000 dan US$4.000.

Secara khusus, dia melihat Solana mungkin akan melambung melewati US$250, meskipun dia memperingatkan agar tidak mengharapkan hal ini akan memicu reli pasar yang lebih luas seperti halnya Bitcoin dan Ethereum.

Seiring dengan mendekatnya pemilu AS pada bulan November, Hayes memperkirakan bahwa Menteri Keuangan Janet Yellen akan habis-habisan untuk menyuntikkan likuiditas ke pasar, terutama pada bulan Oktober.

Bagi Hayes, ini berarti menjual secara strategis ke dalam kekuatan pasar saat itu menguat, meskipun dia berniat untuk mempertahankan sebagian dari kepemilikannya.

Dia berencana untuk mengalihkan keuntungan dari perdagangan spekulatifnya ke Ethena USD yang dijaminkan (sUSDe), memilih pendekatan yang lebih konservatif hingga setelah plafon utang AS dinaikkan, yang dia prediksi akan terjadi pada bulan Januari atau Februari.

Setelah masalah plafon utang terselesaikan, Hayes membayangkan aliran likuiditas ke pasar, kemungkinan dengan dukungan dari The Fed, yang akan membuka jalan bagi dimulainya bull run sejati.

Prediksi akhirnya adalah Bitcoin mencapai US$1 juta per koin. Dalam petunjuk yang menggoda, Hayes juga menyarankan bahwa Tiongkok bisa memainkan peran penting dalam bull market di masa depan.

Dia mengharapkan bahwa begitu Yellen dan Ketua The Fed Jerome Powell menyelaraskan strategi mereka, Tiongkok akan meluncurkan stimulus fiskal yang telah lama dinantikan, membuka jalan bagi bull market kripto. Mari kita saksikan.