Trump Meremehkan Ancaman Wilayah Udara Venezuela Saat AS Merancang Langkah Baru

Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa orang-orang tidak boleh terlalu banyak membaca unggahan media sosial di mana ia mengatakan wilayah udara Venezuela harus dianggap tertutup.

Postingannya pada Sabtu pagi, yang ditujukan kepada perusahaan penerbangan dan "Pengedar Narkoba," menambah kegugupan di kawasan tersebut tentang kemungkinan serangan AS terhadap wilayah Venezuela.

"Jangan ambil pusing," ujarnya kepada wartawan, Minggu, di atas Air Force One. Ia menambahkan, "Kami menganggap Venezuela bukan negara yang ramah."

AS sedang melancarkan kampanye yang meluas di Karibia, yang dimulai dengan serangan mematikan terhadap kapal-kapal di perairan internasional dan berlanjut ketika AS mengerahkan kapal-kapal Angkatan Laut tambahan, termasuk sebuah kapal induk, ke wilayah tersebut, menambah spekulasi bahwa AS mungkin akan menyerang Venezuela.

Trump mengonfirmasi bahwa ia baru-baru ini melakukan panggilan telepon dengan Presiden Nicolas Maduro, tetapi menolak menjelaskan bagaimana jalannya pembicaraan. "Saya tidak akan mengatakan itu berjalan baik atau buruk," ujarnya.

Ia juga meremehkan kekhawatiran dari anggota parlemen Republik tentang serangan fatal yang berpotensi ilegal terhadap kapal yang rusak di Karibia.

Departemen Pertahanan menghadapi pertanyaan yang semakin banyak setelah laporan Washington Post yang menyebutkan bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth memerintahkan serangan fatal terhadap kapal dan secara khusus menuntut agar serangan tersebut membunuh semua orang di dalamnya. Hal itu menyebabkan serangan kedua terhadap lambung kapal yang rusak pada 2 September, menewaskan dua orang yang terluka dalam serangan pertama, lapor Washington Post.

"Saya akan mencari tahu tentang itu, tetapi Pete mengatakan dia tidak memerintahkan kematian kedua pria itu," kata Trump. Ketika ditanya apakah serangan kedua akan legal, dia menjawab, "Tidak, saya tidak menginginkan itu, bukan serangan kedua. Serangan pertama sangat mematikan."

Para analis mengatakan serangan angkatan laut tersebut telah dilakukan di bawah otoritas hukum yang meragukan atau goyah, dan serangan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu AS. Pemerintah AS berargumen bahwa kapal-kapal tersebut merupakan target yang sah karena diduga mengangkut narkoba.

Trump mengatakan dia tidak khawatir tentang gugatan hukum "karena Anda bisa melihat kapal-kapal itu. Anda bisa melihat narkoba di dalamnya, dan setiap kapal bertanggung jawab atas tewasnya 25.000 warga Amerika. Jadi, saya pikir mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa."

Laporan serangan susulan yang menewaskan korban luka-luka ini menuai penolakan yang jarang terjadi dari anggota parlemen Republik. Anggota DPR Ohio, Mike Turner, mengatakan kepada CBS pada hari Minggu bahwa serangan semacam itu, jika dikonfirmasi, akan dianggap sebagai "tindakan ilegal", sementara Don Bacon dari Nebraska mengatakan kepada ABC bahwa itu akan menjadi "pelanggaran hukum perang yang nyata."

Senator Roger Wicker, yang menjabat sebagai ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan panel akan menyelidiki serangan tersebut setelah keluarnya laporan.

Badan Penerbangan Federal AS memperingatkan maskapai penerbangan pada 22 November untuk "berhati-hati" di Venezuela, yang mendorong beberapa maskapai untuk mulai membatalkan penerbangan.

Pemerintahan Trump baru-baru ini menetapkan Kartel de los Soles Venezuela sebagai organisasi teroris asing — yang menurut AS merupakan dasar hukum untuk operasi tertentu, tetapi menurut Venezuela merupakan kepura-puraan untuk melakukan serangan.

Sumber: Bloomberg