TAC Ungkap Pendanaan Besar untuk Boyong Aplikasi DeFi ke Telegram

Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) resmi mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%–4,50% dalam keputusan FOMC pada tangga 18 Juni. Ini menandai jeda keempat berturut-turut sejak Desember 2024.

Pasar sudah mengantisipasi langkah ini. Data CME FedWatch menunjukkan probabilitas 99,9% untuk penahanan suku bunga jelang rapat. Inflasi yang mulai mendingin, pasar tenaga kerja yang tetap solid, serta risiko harga akibat perdagangan menjadi dasar keputusan tersebut.

Suku Bunga The Fed Terus Bikin Pasar AS Frustrasi

Bitcoin terpantau betah nangkring di kisaran US$105.000 usai pengumuman, sedangkan Ethereum bermanuver di kisaran US$2.500. Namun sentimen pasar kripto bisa melemah sebab The Fed menegaskan sikap suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama.

The Fed juga merilis Summary of Economic Projections serta grafik dot plot terbaru bersamaan dengan keputusan tersebut.

Para peserta FOMC kini hanya memperkirakan satu kali pemangkasan suku bunga di 2025, turun dari dua kali yang diproyeksikan pada Maret lalu. Sebagian besar pembuat kebijakan mempertahankan proyeksi suku bunga 2025 tetap di level saat ini. Ini menandakan kebijakan ketat akan bertahan lebih lama.

Dot plot juga memperlihatkan laju normalisasi yang lambat:

• Pada 2026, mayoritas memperkirakan suku bunga berada di kisaran 3,25%–3,50%.
• Pada 2027, proyeksi berkumpul di sekitar 2,75%–3,00%, mendekati suku bunga netral jangka panjang versi The Fed.
• Titik jangka panjang tetap di kisaran 2,5%, mengisyaratkan tak ada perubahan struktural besar dalam ekspektasi jangka panjang.
• Baca Juga: Trump Berencana Ganti Ketua The Fed, Apa Dampaknya bagi Bitcoin?

Ini menandai pergeseran hawkish yang cukup mencolok. Hanya empat partisipan yang memproyeksikan adanya pemangkasan suku bunga di 2025, menegaskan kehati-hatian The Fed di tengah inflasi sektor jasa yang masih membandel dan risiko harga akibat tarif.

Lebih sedikit pemangkasan tahun ini berarti biaya modal akan tetap mahal. Ini menghambat arus masuk likuiditas ke aset spekulatif seperti altcoin dan token DeFi. Narasi penguatan dolar juga menambah tekanan pada valuasi kripto.

Di samping itu, Bitcoin Dominance (BTC.D) bisa melesat naik dalam jangka pendek. Trader institusional cenderung menarik risiko dari altcoin dan memindahkan dana ke aset yang lebih berkualitas. Di saat yang sama, minat bisa tumbuh atas produk berimbal hasil seperti staked ETH atau US treasury versi token.

Kecuali data ekonomi memburuk atau inflasi turun secara tajam, pasar kripto kemungkinan besar belum akan melihat dorongan naik signifikan dari kebijakan The Fed dalam waktu dekat.

Sebagai pengingat, The Fed terakhir kali menaikkan suku bunga pada Juli 2023. Sejak saat itu, inflasi turun perlahan dari 5,3% menjadi 2,4% pada Juni ini, mendekati target 2% The Fed. Namun inflasi sektor jasa dan biaya akibat tarif tetap melekat erat.

Pasar kripto sangat sensitif terhadap sinyal dari The Fed. Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan likuiditas dan selera risiko. Hal ini mendorong arus modal masuk ke Bitcoin, Ethereum, dan altcoin.

Sebaliknya, lingkungan suku bunga tinggi yang berkepanjangan membatasi potensi kenaikan harga.

• Baca Juga: 10 Tokoh Crypto Dunia Paling Berpengaruh dalam Inovasi Blockchain

Dengan kekhawatiran ekonomi yang memanas akibat konflik Iran-Israel, kebijakan suku bunga kini juga menjadi isu politik. Donald Trump secara terbuka telah mendesak The Fed untuk memangkas lebih cepat. Sementara itu, para pengambil kebijakan saat ini tetap bersikap hati-hati.

Ke depan, pertemuan FOMC pada 31 Juli kemungkinan akan bergantung pada data inflasi dan ketenagakerjaan bulan Juni. Untuk sementara, trader kripto akan mencermati setiap kata dari Powell guna mendapatkan petunjuk soal waktu kebijakan The Fed — dan seberapa besar toleransi mereka terhadap volatilitas pasar.

Solana turun lebih dari 11% dalam tujuh hari terakhir, karena beberapa indikator teknis menunjukkan momentum yang melemah dan tekanan bearish yang meningkat. Relative Strength Index (RSI) telah turun tajam, menandakan pergeseran menuju sikap pasar yang lebih hati-hati.

Pada saat yang sama, baik struktur Ichimoku Cloud maupun EMA menunjukkan setup bearish, dengan level resistance kunci yang tetap kuat dan zona support yang kini berisiko. Kecuali terjadi pembalikan yang jelas, SOL mungkin akan terus menghadapi tekanan ke bawah dalam jangka pendek.

RSI Solana Turun di Bawah 45 Saat Momentum Memudar

Relative Strength Index (RSI) Solana telah turun ke 40,77, penurunan signifikan dari 64,25 hanya dua hari yang lalu.

Perubahan tajam ini mencerminkan melemahnya momentum bullish dan menunjukkan bahwa tekanan jual baru-baru ini telah melampaui minat beli.

Penurunan ini menandakan potensi transisi dari kondisi netral atau bullish ke zona sentimen yang lebih hati-hati atau bearish, saat para trader mulai menilai kembali prospek jangka pendek Solana.

RSI adalah indikator momentum yang banyak digunakan untuk mengukur kecepatan dan besarnya perubahan harga terbaru. Rentangnya dari 0 hingga 100, dengan pembacaan di atas 70 biasanya menunjukkan kondisi overbought—sering kali mendahului koreksi harga—sementara nilai di bawah 30 menunjukkan kondisi oversold, yang berpotensi menandakan rebound harga.

Pembacaan di sekitar 40,77 menempatkan Solana di zona netral-ke-lemah, mengisyaratkan bahwa aset ini kehilangan momentum naik tetapi belum mencapai wilayah oversold.

Jika RSI terus menurun, ini bisa menunjukkan risiko penurunan lebih lanjut, sementara stabilisasi di atas 40 mungkin menunjukkan konsolidasi sebelum pergerakan berikutnya.

Struktur Ichimoku Bearish Menekan SOL

Grafik Ichimoku Cloud Solana mengungkapkan setup bearish. Aksi harga saat ini diperdagangkan di bawah Kumo (cloud), yang diarsir merah.

Awan merah ini menunjukkan momentum turun yang berlaku dan bertindak sebagai resistance dinamis. Leading Span A (garis hijau yang membentuk tepi atas cloud) tetap di bawah Leading Span B (garis merah yang membentuk tepi bawah), memperkuat struktur bearish.

Awan di depan juga tetap merah dan relatif tebal, menunjukkan resistance kuat di atas dalam waktu dekat dan membuat pembalikan bullish lebih sulit kecuali momentum signifikan terbentuk.

Tenkan-sen (garis biru) saat ini berada di bawah Kijun-sen (garis merah), sinyal bearish klasik lainnya. Kedua garis ini juga telah mendatar, menandakan konsolidasi daripada pergerakan arah yang kuat.

Dengan candle yang kesulitan menembus di atas Tenkan-sen, momentum jangka pendek tampak lemah.

Kecuali terjadi crossover bullish atau aksi harga menembus cloud, Solana tetap di bawah tekanan bearish dari sudut pandang Ichimoku.

Struktur EMA Solana Tetap Bearish Meski Ada Upaya Rebound Baru-baru Ini

Struktur EMA Solana tetap bearish, dengan moving average jangka pendek berada di bawah yang jangka panjang—menandakan momentum turun yang berlanjut.

Setup ini muncul setelah upaya bullish yang gagal dua hari lalu, di mana SOL mencoba membalikkan tren tetapi menghadapi penolakan. Jika keselarasan bearish bertahan, aset ini bisa menguji level support langsungnya di US$141,53.

Penurunan di bawah itu bisa membuka pintu untuk penurunan lebih lanjut, berpotensi mendorong SOL di bawah US$140 untuk pertama kalinya sejak 21 April.

Di sisi lain, jika tren berbalik dan EMA jangka pendek mulai melengkung ke atas, Solana bisa retest zona resistance di sekitar US$150,59.

Penembusan bersih di atas level ini akan menjadi tanda pertama dari potensi perubahan tren. Jika momentum beli menguat melampaui itu, target resistance yang lebih tinggi berada di US$163,64 dan US$168,36.

Dalam kasus reli yang diperpanjang, SOL mungkin bahkan mengincar US$179,41 sebagai level upside utama berikutnya.

CEO Tokocrypto, Calvin Kizana memprediksi pergerakan aset kripto khususnya Bitcoin pada akhir tahun ini akan berada di rentang US$180.000 hingga US$200.000. Optimisme itu bersandar pada tingginya minat institusi dan juga keterbukaan akses BTC melalui produk investasi anyar, ETF Bitcoin.

Dalam sebuah laporan terungkap bahwa dalam satu tahun, jumlah Bitcoin yang ditambang diprediksi hanya mencapai 165.000 BTC. Sementara permintaan dari pasar, lanjut Calvin dalam hal ini akuisisi yang dilakukan oleh investor institusi angkanya mencapai 3 kali dari angka tersebut.

Artinya, permintaan dari pasar jauh lebih tinggi dari pasokan yang ada. Sehingga secara alamiah akan membuat harga aset kripto nomor wahid itu berpotensi terkerek ke area yang lebih positif.

“Pandangan personal saya, akhir tahun ini BTC mungkin akan menyentuh US$200.000. Range-nya berada di US$180.000 hingga US$200.000,” tutur Calvin.

Selain itu, kehadiran ETF Bitcoin juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam hemat Calvin, ETF Bitcoin membuka akses bagi mereka yang ada di tahap awal mengenal kripto untuk mendapatkan paparan terhadap aset digital secara teregulasi.

Karena, mereka bisa memanfaatkan ETF Bitcoin sebagai jalan keluar untuk masuk ke crypto space. Melalui ETF, fund manager-lah yang akan membeli Bitcoin dan memasukkannya ke dalam porotofolio investasinya.

• Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin 2025, 2026, 2030

Prospek Kehadiran ETF XRP dan Solana

Selain ETF Bitcoin, dua aset kripto unggulan lainnya, ETF XRP dan ETF Solana juga tengah berjuang untuk mendapatkan persetujuan dari regulator AS. Peluang persetujuan untuk ETF XRP di tahun ini mencapai 98% di platform prediksi, Polymarket.

Namun demikian, ETF XRP berhasil mendapat persetujuan lebih dulu oleh pemerintah Kanada beberapa waktu lalu.

Kondisi itu akan membuka lebih luas akses publik terhadap kripto. Karena alih-alih membeli mata uang kripto secara langsung di pasar spot, mereka bisa membeli ETF berbasis kripto melalui fund manager.

Hal lain yang juga akan mendorong performa Bitcoin adalah rencana beberapa yang mulai melirik kripto. Hal tersebut memang bakal membuat aturan berjalan menjadi lebih kaku dan strict, tetapi akan menjadi positif karena artinya kripto tidak lagi menjadi bola liar.

Dalam beberapa bulan terakhir, cadangan Ethereum di jaringan Layer 2 (L2) telah merosot, dengan saldo ETH keseluruhan turun sekitar 25%.

ETH di Optimism telah turun hingga 54% sejak Maret, sementara Arbitrum dan Base mengalami penurunan masing-masing sebesar 17% dan 14%.

Apa yang mendorong penurunan ini?

Grafik dari The DeFi Report dengan jelas menggambarkan tren ini, terutama sejak awal 2025, ketika jaringan L2 utama seperti Optimism dan Base mengalami penarikan ETH yang signifikan. Menurut analisis, harga yang melemah dari native token Ethereum L2 adalah faktor kritis.

Token seperti OP dari Optimism telah turun lebih dari 38% dalam 90 hari terakhir. Sementara itu, ARB dari Arbitrum mengalami penurunan sebesar 21%. Penurunan ini mengurangi daya tarik investor, mendorong mereka untuk beralih ke platform lain.

Pada saat yang sama, sebagian ETH kembali ke mainnet Ethereum, yang dianggap lebih aman karena keamanannya yang tinggi.

Selain itu, jumlah ETH yang di-stake dan jumlah alamat yang memegang jangka panjang telah mencapai titik tertinggi baru, menunjukkan bahwa investor memprioritaskan strategi pelestarian nilai daripada berdagang di Ethereum L2.

Faktor potensial lainnya adalah pergerakan ETH dari Alamat Akumulasi. Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa wallet besar sedang mengalokasikan ulang aset, meningkatkan tekanan jual di L2.

Alamat Akumulasi (holder tanpa riwayat penjualan) telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa, kini memegang 22,8 juta ETH. Banyak perusahaan publik juga memasukkan ETH sebagai aset cadangan.

Dampak pada Ekosistem Ethereum

Penurunan ini menandai pergeseran dari 2024, ketika L2 dianggap sebagai ancaman bagi mainnet karena kemampuannya menarik pengguna dan biaya transaksi. Namun, tren sebaliknya kini terjadi, dengan mainnet mencatat peningkatan aktivitas.

Ini bisa memperkuat posisi Ethereum, terutama setelah upgrade Pectra yang sukses bulan lalu, yang meningkatkan kinerja dan mengurangi biaya. Namun, L2 seperti Optimism dan Base perlu meningkatkan untuk mendapatkan kembali kepercayaan; jika tidak, mereka berisiko kehilangan peran penting mereka dalam skala jaringan.

Kepergian ETH dari L2 mungkin berlangsung hingga upgrade Pectra yang sukses bulan ini atau penyesuaian strategi di tengah volatilitas pasar. Namun, untuk pulih, L2 harus fokus pada peningkatan likuiditas dan mengurangi ketergantungan pada token yang mudah dimanipulasi.

Pengembang bisa mempertimbangkan untuk menerapkan mekanisme insentif yang lebih transparan sambil bekerja sama erat dengan centralized exchange untuk menstabilkan aliran modal.

Selain itu, pertumbuhan staking ETH—yang kini mencapai hampir 29% dari total pasokan—mencerminkan kepercayaan jangka panjang pada Ethereum. Jika L2 gagal beradaptasi dengan cepat, mereka mungkin kehilangan keunggulan kompetitif mereka sementara mainnet memperkuat posisinya yang terdepan.

Cardano baru-baru ini mengalami penurunan signifikan, menghapus keuntungan yang diperolehnya di awal bulan. Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan holder ADA, terutama holder jangka panjang (LTH), yang kini memilih untuk menjual aset mereka.

Tekanan jual yang meningkat ini, didorong oleh ketakutan akan kerugian lebih lanjut, mengancam harga Cardano.

Holder Cardano Bergerak Untuk Menjual

Peningkatan terbaru dalam metrik “age consumed” menunjukkan bahwa holder jangka panjang Cardano secara aktif menjual aset mereka. Lonjakan ini, yang terbesar dalam sembilan bulan, menandakan menurunnya kepercayaan di kalangan investor. Metrik “age consumed” melacak pergerakan koin yang belum ditransaksikan untuk jangka waktu yang signifikan.

Peningkatan metrik ini berarti LTH sedang menjual aset mereka, yang dapat berdampak signifikan pada stabilitas aset. Ketika LTH mulai menjual, ini biasanya menandakan perubahan sentimen pasar dan dapat semakin mengikis kepercayaan, terutama di pasar yang bearish.

Perilaku penjualan oleh LTH ini mengkhawatirkan, karena mereka biasanya memiliki pengaruh kuat terhadap pergerakan harga. Ketika investor ini menjual, pasar menghadapi tekanan turun tambahan, membuat Cardano lebih sulit untuk mendapatkan momentum positif dalam waktu dekat.

Momentum makro keseluruhan Cardano juga terpengaruh oleh lemahnya arus masuk investor. Indikator Chaikin Money Flow (CMF), yang mengukur akumulasi dan distribusi aset, saat ini terjebak di bawah garis nol. Ini menunjukkan bahwa arus masuk lemah, mencegah kenaikan harga ADA yang substansial.

Kekurangan modal baru yang masuk ke pasar berkontribusi pada ketidakmampuan aset untuk pulih dan mendapatkan stabilitas, meskipun beberapa trader terus menjual. Kepercayaan investor yang menipis ini juga tercermin dalam sentimen pasar yang lebih luas. Dengan CMF tetap di bawah nol, ada sedikit optimisme tentang pembalikan dalam waktu dekat.

Harga ADA Perlu Bangkit Kembali

Saat ini, Cardano diperdagangkan pada US$0,61, bertahan di atas level support US$0,60 setelah turun 14,6% dalam tujuh hari terakhir. Namun, mengingat tekanan jual yang terus berlanjut dan kondisi pasar yang lemah, altcoin ini berisiko mengalami penurunan lebih lanjut. Jika tren saat ini berlanjut, harga bisa jatuh di bawah level support US$0,60 dan mendekati support kunci berikutnya di US$0,57.

Jika Cardano jatuh di bawah US$0,60, penjualan yang berlanjut dapat memicu kerugian lebih lanjut, mendorong harga mendekati level US$0,57. Ini akan memperparah kerugian investor dan kemungkinan memperkuat sentimen bearish seputar altcoin ini. Dengan sedikit kepercayaan dari holder jangka panjang, harga Cardano rentan terhadap penurunan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.

Di sisi lain, jika Cardano berhasil mempertahankan support US$0,60 dan bangkit kembali, ini bisa mendapatkan kembali beberapa momentum naik. Pemulihan dari level ini dapat membantu altcoin menargetkan support lokal di US$0,66. Jika penjualan investor melambat dan kepercayaan mulai pulih, Cardano bisa naik menuju US$0,70, membatalkan pandangan bearish saat ini.

Tether telah mencetak US$1 miliar USDT baru di Ethereum, hanya beberapa jam sebelum keputusan suku bunga FOMC terbaru dari Federal Reserve.

Waktu pencetakan ini memicu pembicaraan pasar yang baru, terutama karena pencetakan USDT serupa sebelumnya sering kali mendahului reli harga Bitcoin atau menandai pergeseran likuiditas utama.

Tether Cetak US$1 Miliar USDT

Alat analitik on-chain Lookonchain menandai transaksi ini pada hari Rabu, 18 Juni 2025, menyoroti langkah penerbit stablecoin untuk mencetak US$1 miliar USDT.

Lookonchain juga menyoroti bahwa dua kali terakhir Tether mencetak USDT, harga Bitcoin mengalami kenaikan.

Perlu dicatat, Tether tidak secara publik mengungkapkan jadwal penerbitan yang komprehensif. Sementara itu, perlu dicatat bahwa tidak semua penerbitan stablecoin langsung beredar.

Namun demikian, pencetakan dalam skala besar seperti ini sering kali menunjukkan persiapan likuiditas strategis.

Whale Alert menandai Tether yang mentransfer USDT yang dicetak ke berbagai alamat, termasuk exchange Bitfinex. Whale Alert adalah akun populer yang melaporkan transaksi blockchain besar dan menarik saat terjadi.

Menanggapi hal ini, CEO Tether, Paolo Ardoino, menekankan bahwa batch terbaru ini “diberikan otorisasi tetapi belum diterbitkan.”

Ini berarti token tersebut dicetak sebelumnya dan disimpan sebagai cadangan hingga permintaan muncul.

Ini memungkinkan respons lebih cepat terhadap kebutuhan pasar, terutama dari exchange atau pelaku institusional.

Sementara itu, pencetakan terbaru Tether bukanlah peristiwa yang terisolasi. Selama setahun terakhir, penerbitan USDT telah meningkat berulang kali sebagai respons terhadap kondisi pasar yang berubah.

Pada bulan Desember, Tether mencetak US$1 miliar USDT, mirip dengan peristiwa hari ini. Ini mengikuti pencetakan USDT Tether lainnya, senilai total US$19 miliar, menurut data on-chain, yang mendorong rebound pasar kripto yang lebih luas di tengah minat institusional yang baru.

Apa Selanjutnya Saat Pasar Menunggu Sinyal Fed?

Gelombang penerbitan tersebut bertepatan dengan peningkatan volume exchange, perbaikan likuiditas, dan lonjakan tajam dalam aktivitas perdagangan Bitcoin dan Ethereum.

Preseden ini mendorong beberapa trader untuk berspekulasi bahwa langkah terbaru Tether bisa menjadi awal dari putaran pembelian risiko yang baru.

Spekulasi meningkat saat pasar bersiap untuk keputusan suku bunga FOMC nanti hari ini. Jika Fed memberi sinyal jeda atau kecenderungan dovish dalam pengumuman suku bunga hari ini, harga Bitcoin bisa reli.

Setiap indikasi pemotongan suku bunga di masa depan atau dukungan likuiditas yang berkelanjutan dapat memicu kenaikan lebih lanjut untuk Bitcoin dan pasar kripto, terutama dengan likuiditas stablecoin baru yang siap digunakan.