Kutipan
Berita
Analisis
Pengguna
24/7
Kalender Ekonomi
Pendidikan
Data
- Nama
- Nilai Terbaru
- Sblm.












Akun Sinyal untuk Anggota
Semua Akun Sinyal
Semua Kontes



Turki Akun PerdaganganS:--
P: --
S: --
Jerman PMI Konstruksi (SA) (Nov)S:--
P: --
S: --
Zona Euro PMI Bidang Konstruksi - IHS Markit (Nov)S:--
P: --
S: --
Italia PMI Bidang Konstruksi - IHS Markit (Nov)S:--
P: --
S: --
U.K. PMI Bidang Konstruksi CIPS/Markit (Nov)S:--
P: --
S: --
Perancis Rata-Rata Yield Lelang OAT 10 TahunS:--
P: --
S: --
Zona Euro Penjualan Retail MoM (Okt)S:--
P: --
S: --
Zona Euro Penjualan Retail YoY (Okt)S:--
P: --
S: --
Brazil PDB YoY (kuartal 3)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Jumlah PHK - Challenger, Gray & Christmas, Inc. (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat PHK MoM- Challenger, Gray & Christmas, Inc. (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat PHK YoY - Challenger, Gray & Christmas, Inc. (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Rata-Rata Dalam 4 Minggu Jumlah Klaim Pengangguran Mingguan (Penyesuaian Per Kuartal)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Jumlah Klaim Pengangguran Awal (Penyesuaian Per Kuartal)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Jumlah Klaim Pengangguran Lanjutan Mingguan (Penyesuaian Per Kuartal)S:--
P: --
S: --
Kanada PMI - IVEY (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Kanada PMI - IVEY(Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Revisi Jumah Pesanan Barang Tahan Lama Non-Pertahanan MoM (Selain Pesawat) (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)S:--
P: --
Amerika Serikat Pesanan Pabrik MoM (Selain Pengiriman) (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pesanan Pabrik MoM (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pesanan Pabrik MoM (Selain Logistik) (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Perubahan Stok Gas Alam Mingguan EIAS:--
P: --
S: --
Arab Saudi Volume Produksi Minyak MentahS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Obligasi Amerika Yang Dimiliki Bank Sentral Asing MingguanS:--
P: --
S: --
Jepang Cadangan Devisa (Nov)S:--
P: --
S: --
India Bunga RepoS:--
P: --
S: --
India Suku Bunga Acuan DasarS:--
P: --
S: --
India Suku Bunga Pengembalian RepoS:--
P: --
S: --
India Rasio Cadangan Deposito Bank SentralS:--
P: --
S: --
Jepang Nilai Awal Indikator Penentu (Okt)S:--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Rumah Halifax YoY (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Rumah Halifax MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Perancis Rekening Koran (Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Perancis Akun Perdagangan (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Perancis Output Industri MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Italia Penjualan Retail MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Zona Euro Jumlah Tenaga Kerja YoY(Penyesuaian Per Kuartal) (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro PDB Final YoY (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro PDB Final QoQ (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro Jumlah Tenaga Kerja Final QoQ (Penyesuaian Per Kuartal) (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro Jumlah Tenaga Kerja Final (Penyesuaian Per Kuartal) (kuartal 3)--
P: --
Brazil Indeks Harga Produsen (IHP) MoM (Okt)--
P: --
S: --
Meksiko Indeks Keyakinan Konsumen (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Tingkat Pengangguran (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Partisipasi Ketenagakerjaan (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja Paruh Waktu (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja Permanen (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE Dallas Fed YoY (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE YoY (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE MoM (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pengeluaran Pribadi MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga PCE Inti MoM (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Inflasi 5-Tahun U.Mich YoY (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga PCE Inti YoY (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Ekspektasi Inflasi 5-10-Tahun (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Status Saat Ini UMich (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Keyakinan Konsumen UMich (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Proyeksi Inflasi 1thn - UMich (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Ekspektasi Konsumen - UMich (Des)--
P: --
S: --


Tidak Ada Data Yang Cocok
Opini Terbaru
Opini Terbaru
Topik Populer
Kolumnis Teratas
Terbaru
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Program Afiliasi
Lihat Semua

Tidak ada data
Seputarforex - Kurs Pounds rebound setelah pengumuman anggaran pemerintah Inggris, sesuai perkiraan sebelumnya. Namun, kenaikan GBP/USD tertahan pada kisaran 1.3250 dan kemerosotan EUR/GBP mandek pada 0.8760-an saat berita ditulis hari ini (28/November). Para pakar menilai Pounds rentan melemah kembali karena latar belakang fundamentalnya tetap rapuh.
Pada tanggal 26 November 2025, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengumumkan rencana anggaran yang disambut cukup baik oleh pelaku pasar. Ia mencanangkan langkah-langkah berikut untuk mendapatkan pemasukan tambahan sebesar 26.1 miliar Pounds sampai tahun 2029/2030:
Di saat yang sama, Reeves menandai pengeluaran tambahan untuk kesejahteraan masyarakat sebesar 9 miliar Pounds.
Sepintas, langkah-langkah Reeves dapat menutupi jurang fiskal yang membayangi pemerintah Inggris tanpa menaikkan utang maupun pajak secara berlebihan. Hal ini mendorong penguatan kurs Pounds dan mengurangi tekanan atas obligasi pemerintah Inggris seusai pengumumannya. Namun, para pakar menemukan sejumlah kelemahan fatal.
Pertama, Office for Budget Responsibility (OBR) memperkirakan kenaikan pajak yang sudah dipaparkan saja tidak dapat menutupi jurang fiskal sekaligus mengimbangi rencana pengeluaran Reeves ke depan. Pemerintah Inggris kemungkinan harus menambah utang tiap tahun untuk mendanai rencana pengeluarannya, atau menaikkan pajak lagi dalam periode fiskal berikutnya.
Analis dari HSBC dan Nomura juga mempertanyakan "kredibilitas fiskal" dalam ulasan pasar terkait pengumuman anggaran ini. Mereka khawatir pemerintahan Inggris kelak tidak dapat melaksanakan anggaran sesuai rencana yang telah dipaparkan.
Kedua, OBR menilai kebijakan anggaran tersebut tidak menaikkan proyeksi produktivitas nasional. Artinya, pertumbuhan ekonomi ke depan kemungkinan bakal terus mengecewakan.
Ketiga, analis dari Nomura memperkirakan kebijakan anggaran kali ini dapat memangkas "sekitar 0.3-0.4% dari CPI utama selama satu tahun fiskal ke depan". Pada gilirannya, hal ini bakal mendorong Bank of England (BoE) untuk memangkas suku bunga lebih jauh.
Beragam penilaian tersebut membatasi ruang reli bagi kurs Pounds. Kelegaan pasar seusai pengumuman anggaran bisa menyokong Pounds dalam jangka pendek, tetapi mata uang ini tetap cenderung bearish dalam jangka panjang.
"Anggaran tersebut awalnya membangkitkan optimisme GBP, tetapi tidak mengubah fundamentalnya. Implikasi bagi mata uang untuk anggaran ini terlihat terbatas dalam jangka pendek." kata Nicholas Kennedy, pakar strategi forex di Lloyds Bank. "Pounds terlihat kaya dan perlu melemah demi mendukung ekonomi domestik dan risiko penurunan pertumbuhan."
Seputarforex - Kurs Pound Sterling tertekan selama dua bulan terakhir gara-gara kekhawatiran pasar terhadap rencana anggaran pemerintah Inggris. Duet GBP/USD hari ini (24/November) terus tertekan di bawah 1.3100, sedangkan EUR/GBP sempat mencetak rekor historis di atas 0.8860 pada minggu lalu. Berbagai keresahan itu kemungkinan baru akan berakhir setelah Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengumumkan anggaran Musim Gugur-nya pada hari Rabu, tanggal 26 November 2025.
Volatilitas beragam pasangan mata uang Sterling menipis selama beberapa sesi terakhir, karena pelaku pasar cenderung wait-and-see menjelang momen krusial tersebut. Sementara itu, para pakar berupaya memprediksi reaksi Sterling kelak seusai pengumuman anggaran Reeves.
Risiko terbesar bagi Pound Sterling terletak pada kemungkinan Reeves gagal menyampaikan anggaran yang kredibel di mata pelaku pasar. Umpamanya, jika Reeves berupaya menaikkan pendapatan pajak dengan cara yang tidak efektif dan tidak efisien atau menambah utang dengan mengabaikan konsolidasi fiskal.
Secara historis, skenario terburuk seperti itu mendorong reli yield obligasi pemerintah Inggris dan menekan kurs Pound. Namun, beberapa pakar berpendapat reaksi kelak tidak akan terlalu negatif karena pelaku pasar sudah lama jualan GBP untuk mengantisipasi risiko terbesar. Kurs Pound Sterling justru berpotensi rebound jika Reeves tidak mengumumkan suatu hal yang menyimpang terlalu jauh dari perkiraan sebelumnya.
Apabila anggaran yang diumumkan Reeves ternyata lebih baik dari perkiraan pasar, kurs Pounds bahkan punya peluang untuk naik lebih lanjut. Masalahnya, nilai tukar mata uang saat ini sudah terlalu rendah.
"GBP telah memperhitungkan premi risiko fiskal selama sebulan terakhir, dengan reli USD yang lebih luas juga berkontribusi pada penurunan GBP/USD," ungkap Kantor Kepala Investasi UBS dalam catatan hari ini. "Anggaran Musim Gugur menghadirkan risiko dua sisi, tetapi kami memperkirakan premi risiko fiskal sudah terealisasi setelah acara tersebut, sehingga mendukung GBP/USD menuju 1.34 pada akhir tahun."
Mereka menambahkan, "Dengan meningkatnya perhatian pasar, prioritas utama pemerintah adalah memastikan kesehatan fiskal dengan mematuhi aturan fiskal dan meningkatkan ruang gerak. Kami yakin mereka akan mewujudkan hal itu, sehingga seharusnya diterjemahkan menjadi penghapusan premi risiko GBP dan kenaikan bagi GBP/USD."
Seputarforex - Publikasi serangkaian data ekonomi Inggris pada sesi London hari Jumat (21/November) menjadi bumerang bagi Pound Sterling. Kurs GBP/USD terus terbelenggu dekat ambang 1.3100, sedangkan GBP/JPY jatuh sekitar 0.5% sampai level terendah 204.29. EUR/GBP terkoreksi sekitar 0.3% pada 0.8780-an gegara data ekonomi Zona Euro yang sama buruknya, tetapi masih berada dalam kanal tren naik.
Hasil survei Indeks Manajer Pembelian (PMI) oleh S&P Global menunjukkan skor aktivitas bisnis manufaktur Inggris pulih dari 49.7 menjadi 50.2 pada bulan November 2025, tetapi sektor jasanya justru melemah tajam dari 52.3 menjadi 50.5. Secara keseluruhan, skor PMI Inggris jatuh dari 52.2 menjadi 50.5.
Dalam kesempatan terpisah, GfK mengabarkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen Inggris turun dua poin sampai -19 pada November 2025. Angka tersebut menandakan bahwa masyarakat semakin pesimistis menjelang pengumuman anggaran pemerintah yang kontroversial pada minggu depan.
Data penjualan ritel Inggris juga lesu. Alih-alih bertumbuh, kinerjanya justru -1.1% pada bulan Oktober 2025. Rincian data mengungkap kemunduran secara luas, mulai dari penjualan toko makanan (-1.1%) sampai toko pakaian dan sepatu (-3.3%).
Kombinasi data-data ini semakin meyakinkan pelaku pasar terhadap prospek penurunan suku bunga Bank of England (BoE). Pada gilirannya, hal ini juga mengurangi minat pasar untuk membeli Pound Sterling.
"Informasi yang hadir mendukung ekspektasi kami untuk penurunan Suku Bunga Bank Sentral pada tanggal 18 Desember, ditambah tiga penurunan lebih lanjut pada tahun 2026," ungkap analis dari Goldman Sachs dalam tinjauan pasar terkini. "Ekspektasi para pakar strategi kami tetap pasang posisi long pada suku bunga Inggris dan posisi short pada Sterling (versus Euro) atas dasar perkiraan disinflasi kami bagi perekonomian (Inggris)."
Prospek GBP/USD tahun depan lebih menjanjikan daripada GBP/EUR lantaran perbedaan arah kebijakan suku bunga masing-masing bank sentral. Federal Reserve AS kemungkinan menangguhkan pemangkasan suku bunga pada akhir tahun ini, tetapi melanjutkannya pada tahun depan. Sementara itu, European Central Bank (ECB) sudah mencapai perkiraan tingkat suku bunga terminal dan tidak akan membuat perubahan lagi sampai akhir tahun 2026.
Seputarforex - Kurs Pound Sterling melemah sejak perdagangan sesi Eropa hari Jumat sampai sesi Asia hari Senin ini (17/November) di tengah peningkatan kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal Inggris. GBP/USD turun lagi ke pojok bawah rentang sideways yang terbentuk minggu lalu, sedangkan EUR/GBP berkonsolidasi di atas ambang 0.8800.
The Financial Times mengabarkan bahwa UK Office for Budget Resposibility (OBR) memperbaiki proyeksi ekonomi Inggris sehingga perkiraan jurang fiskal pemerintah menyempit dari GBP30 miliar menjadi GBP20 miliar saja. Oleh karena itu, Menteri Keuangan Rachel Reeves membatalkan rencana untuk menaikkan pajak penghasilan sebesar 2% dalam anggaran pemerintah yang akan datang.
Alih-alih menaikkan persentase, Reeves konon akan berupaya mendongkrak pendapatan pajak dengan menurunkan tingkat upah yang wajib membayar pajak lebih tinggi. Media massa juga mengungkapkan bahwa ia sedang menjajaki kemungkinan untuk memodifikasi beberapa sumber pajak minor lainnya.
Berita tersebut menggemparkan Inggris. Masyarakat umum tidak menyukai upaya pemerintah mengalihkan target pajak ke kalangan berpendapatan lebih rendah.
Pelaku pasar keuangan tidak suka kenaikan pajak secara umum, tetapi juga khawatir pembatalan kenaikan pajak dapat mendorong pemerintah untuk menambah utang. Perkiraan peningkatan pendapatan pemerintah berdasarkan kisi-kisi strategi fiskal baru bakal lebih kecil dibandingkan dengan perolehan dari rencana kenaikan pajak sebelumnya.
Demi menjembatani jurang fiskal tanpa perolehan pajak yang memadai, Reeves kemungkinan harus menambah utang lagi. Padahal, utang pemerintah Inggris saat sudah cukup meresahkan.
"Pasti akan lebih sulit untuk mengisi lubang anggaran yang besar tanpa menaikkan tarif pajak penghasilan," ujar Carol Kong, pakar strategi mata uang dari Commonwealth Bank of Australia. "Masih ada kekhawatiran bahwa pemerintah Inggris mungkin tidak dapat mengkonsolidasikan anggaran sebaik yang diperkirakan sebelumnya, dan hal itu dapat kembali memicu kekhawatiran tentang arah fiskal Inggris."
Para analis Citi juga berkomentar dalam catatan pasarnya pada hari Jumat, "GBP melemah -0.3% sampai 1.3153 terhadap semua mata uang utama karena Menkeu Inggris Reeves mengatakan akan mempertimbangkan untuk membatalkan kenaikan pajak dalam anggaran mendatang. Volume transaksi antarbank pada sesi pagi secara keseluruhan telah berlangsung sekitar 10% lebih tinggi daripada rata-rata 30 hari."
Seputarforex - Kurs Pounds hari ini (12/November) lagi-lagi tertekan. Seusai rilis data tenaga kerja Inggris kemarin, duet GBP/USD melemah dari 1.3180-an ke 1.3130-an. Sebaliknya, EUR/GBP melambung sekitar 0.5%.
UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan terjadinya lonjakan tingkat pengangguran secara tak terduga dari 4.8% menjadi 5.0% pada bulan September 2025. Data pasar tenaga kerja lainnya juga mengecewakan.
Pada bulan September 2025, inflasi gaji melambat dari 5.0% menjadi 4.8% (tanpa bonus) dan dari 4.7% menjadi 4.6% (dengan bonus). Sementara itu, jumlah klaim pengangguran meroket dari 0.4k menjadi 29.0k pada bulan Oktober 2025.
Semuanya lebih buruk dari estimasi konsensus, sehingga memperkuat perkiraan pasar bahwa Bank of England (BoE) akan memangkas suku bunga lagi pada bulan Desember 2025. Spekulasi ini sudah beredar sejak pengumuman hasil rapat BoE minggu lalu, meskipun probabilitasnya belum mencapai 100%.
Perlambatan inflasi gaji mencerminkan penurunan permintaan terhadap tenaga kerja. Di mata BoE, hal ini dapat menjadi bukti terjadinya "pengenduran" secara berkelanjutan dalam pasar tenaga kerja. Bank sentral perlu menanggulanginya agar situasi tidak memburuk.
"Intinya dari laporan pasar tenaga kerja ONS pagi ini adalah mereka yang berada di pasar yang mendukung penurunan suku bunga BoE pada bulan Desember akan merasa lebih nyaman daripada mereka yang tidak," ungkap catatan tinjauan pasar Lloyds Bank kemarin.
Goldman Sachs juga mencatat, "Kami terus berpendapat bahwa asimetri dari kebijakan Bank Sentral dalam jangka pendek dan perkembangan data menjelang rapat Desember condong ke arah penurunan nilai tukar Poundsterling."
Para analis di Goldman Sachs memprediksi BoE akan memangkas suku bunga pada bulan Desember, kemudian mengikutinya dengan tiga kali penurunan lanjutan pada setiap kuartal berikutnya. Perkiraan tingkat suku bunga terminal 3.0% dari tingkat suku bunga saat ini 4.0%.
Seputarforex - Duet GBP/USD hari ini (4/November) mendadak anjlok ke bawah 1.3100 setelah pidato Menkeu Inggris yang tidak terjadwal dan tidak disukai pasar. Kurs Poundsterling juga melemah terhadap Euro dan beragam mata uang G10 lainnya.
Dalam pidatonya di Downing Street No.11, Menkeu Inggris Rachel Reeves menggambarkan rencana anggarannya yang akan datang sebagai "pilihan sulit" untuk menjaga pengeluaran publik sambil mengurangi utang pemerintah. Saat ditanya mengenai janjinya untuk tidak menaikkan pajak pendapatan maupun PPN, ia malah mengatakan "Sebagai Menteri, saya harus menghadapi kenyataan bahwa dunia ini bukanlah dunia yang saya inginkan".
Pelaku pasar menganggap pernyataan Reeves sebagai sinyal akan hadirnya kenaikan pajak secara luas dalam pengumuman anggaran pada tanggal 26 November 2025. Padahal, dampak keputusan Reeves tahun lalu untuk menaikkan pajak karyawan saja masih terus mencederai perekonomian Inggris.
"Dia (Rachel Reeves) berupaya menjustifikasi keputusan sulit yang akan dimasukkan dalam anggaran. Fakta bahwa hal ini terjadi berarti janji-janji manifesto tidak akan ditepati," kata Kit Juckes, kepala strategi mata uang di Societe Generale. "Kita akan menghadapi pajak yang lebih tinggi."
James Rossiter, pakar strategi global senior di TD Securities, menyoroti waktu pidato yang tepat menjelang rapat Bank of England (BoE) pada hari Kamis. Menurutnya, pidato Reeves memberikan kejelasan mengenai arah kebijakan pemerintah sehingga para petinggi BoE dapat mengambil keputusan yang sesuai. Oleh karena itu, Rossiter mensinyalir BoE akan memangkas suku bunganya lagi.
Baik spekulasi seputar kenaikan pajak maupun pemangkasan suku bunga sama-sama berdampak bearish bagi kurs Poundsterling. Para pelaku pasar uang saat ini baru memperhitungkan peluang kurang dari 40% untuk skenario pemangkasan suku bunga BoE pada hari Kamis, sehingga Sterling terancam merosot lebih jauh jika hal itu benar-benar terjadi.
Seputarforex - Kurs Pounds melemah drastis gara-gara sebuah rumor kecil mengenai krisis fiskal Inggris yang merebak kemarin. Duet GBP/USD anjlok sekitar 0.5% sampai level terendah 1.3247, sementara EUR/GBP melonjak sampai level tertinggi sejak bulan Mei 2023. Tekanan jual masih terlihat hingga saat berita ditulis pada awal sesi Asia hari Rabu (29/Oktober).
The Financial Times melaporkan bahwa UK Office for Budget Responsibility (OBR) akan menurunkan prakiraan produktivitas Inggris sebesar 0.3%. Skala revisi tersebut bukan hanya lebih buruk daripada estimasi sebelumnya, melainkan juga menandakan bahwa kebocoran fiskal Inggris jauh lebih besar dibandingkan perhitungan semua pihak.
"Dengan menggunakan asumsi lembaga pemikir IFS bahwa setiap penurunan produktivitas sebesar 0.1% akan meningkatkan ukuran jurang fiskal Inggris sebesar GBP7 miliar pada tahun fiskal 2029/30, (maka) laporan FT memberikan gambaran suram yang mendalam jelang pengumuman anggaran," kata Jane Foley, pakar strategi forex senior di Rabobank.
Media massa memperkirakan rancangan anggaran yang akan diumumkan Menteri Keuangan Rachel Reeves pada bulan depan setidaknya harus menaikkan pendapatan pajak sampai GBP31 miliar demi menutupi "jurang fiskal" yang sudah ada. Lebih lanjut, Reeves diperkirakan tidak akan mampu melakukannya sehingga masalah utang pemerintah Inggris bakal semakin parah dan mencederai aset-aset berdenominasi GBP. Para analis dari Rabobank dan Nomura menyarankan untuk memanfaatkan peluang ini dengan posisi long dalam EUR/GBP.
"Pandangan utama kami adalah GBP akan terus melemah terhadap EUR hingga tahun 2026," kata Foley, "Poundsterling kembali melemah terhadap mata uang tunggal."
Sementara itu, pandangan para analis mengenai prospek GBP/USD lebih beragam sehubungan dengan banyaknya ketidakpastian mengenai kebijakan AS. Government shutdown masih terus berlangsung sampai sekarang, sedangkan pelaku pasar masih menunggu pengumuman suku bunga The Fed serta hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping besok.
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Pembuat Poster
Program Afiliasi
Berdagang Instrumen Keuangan Seperti Saham, Mata Uang, Komoditas, Kontrak Berjangka, Obligasi, Dana, Atau Mata Uang Kripto Adalah Perilaku Berisiko Tinggi, Termasuk Kehilangan Sebagian Atau Seluruh Jumlah Investasi Anda, Sehingga Perdagangan Tidak Cocok Untuk Semua Investor.
Anda Harus Melakukan Uji Tuntas Anda Sendiri, Menggunakan Penilaian Anda Sendiri, Dan Berkonsultasi Dengan Penasihat Yang Memenuhi Syarat Saat Membuat Keputusan Keuangan Apa Pun. Konten Situs Web Ini Tidak Ditujukan Kepada Anda, Situasi Keuangan Atau Kebutuhan Anda Juga Tidak Diperhitungkan. Informasi Yang Terdapat Di Situs Web Ini Belum Tentu Tersedia Secara Waktu Nyata, Juga Belum Tentu Akurat. Setiap Pesanan Atau Keputusan Keuangan Lainnya Yang Anda Buat Sepenuhnya Menjadi Tanggung Jawab Anda Dan Anda Tidak Boleh Bergantung Pada Informasi Apa Pun Yang Disediakan Melalui Situs Web. Kami Tidak Memberikan Jaminan Apa Pun Untuk Informasi Apa Pun Di Situs Web Dan Tidak Bertanggung Jawab Atas Kerugian Transaksi Apa Pun Yang Mungkin Timbul Dari Penggunaan Informasi Apa Pun Di Situs Web.
Dilarang Menggunakan, Menyimpan, Menggandakan, Menampilkan, Memodifikasi, Menyebarluaskan Atau Mendistribusikan Data Yang Terdapat Dalam Situs Web Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Situs Web Ini. Semua Hak Kekayaan Intelektual Dilindungi Oleh Pemasok Dan Bursa Yang Menyediakan Data Yang Terdapat Di Situs Web Ini.
Tidak Masuk
Masuk untuk mengakses lebih banyak fitur

Anggota FastBull
Belum
Pembelian
Masuk
Daftar