Kutipan
Berita
Analisis
Pengguna
24/7
Kalender Ekonomi
Pendidikan
Data
- Nama
- Nilai Terbaru
- Sblm.












Akun Sinyal untuk Anggota
Semua Akun Sinyal
Semua Kontes



Amerika Serikat Upah Rata-Rata Tiap-Jam MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Upah Rata-Rata Tiap-Jam YoY (Okt)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Penjualan Retail (Okt)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Penjualan Retail Inti MoM (Okt)S:--
P: --
Amerika Serikat Penjualan Retail Inti (Okt)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Penjualan Retail MoM (Okt)S:--
P: --
Amerika Serikat Jumlah Pekerjaan Swasta Non-Pertanian (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)S:--
P: --
Amerika Serikat Jam Kerja Rata-Rata Tiap-Minggu (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Partisipasi Ketenagakerjaan (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Penjualan Retail YoY (Okt)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Jumlah Tenaga Kerja Manufaktur (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)S:--
P: --
Amerika Serikat Jumlah Tenaga Kerja Pemerintahan (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Penjualan Bisnis Retail Mingguan Redbook YoYS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal PMI Manufaktur - IHS Markit (Penyesuaian Per Kuartal) (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal PMI Komprehensif - IHS Markit (Penyesuaian Per Kuartal) (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal PMI Jasa IHS Market (Penyesuaian Per Kuartal) (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Stok Komersial MoM (Sep)S:--
P: --
S: --
Pidato Gubernur Dewan Komisaris Macklem
Argentina PDB YoY (Harga Tetap) (kuartal 3)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Stok Bensin API MingguanS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Stok Minyak Mentah Cushing API MingguanS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Stok Minyak Olahan API MingguanS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Stok Minyak Mentah API MingguanS:--
P: --
S: --
Australia Indikator Utama Westpac MoM (Nov)S:--
P: --
Jepang Neraca Perdagangan (Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Jepang Neraca Perdagangan Komoditas (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Jepang Impor YoY (Nov)S:--
P: --
S: --
Jepang Ekspor YoY (Nov)S:--
P: --
S: --
Jepang Pesanan Mesin Inti YoY (Okt)S:--
P: --
S: --
Jepang Pesanan Mesin Inti MoM (Okt)S:--
P: --
S: --
U.K. IHK Inti MoM (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Ekspektasi Inflasi--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Retail Inti YoY (Nov)--
P: --
S: --
U.K. IHK Inti YoY (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Produsen Output MoM (Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Produsen Output YoY (Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Produsen Input YoY (Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
U.K. IHK YoY (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Retail MoM (Nov)--
P: --
S: --
U.K. IHK MoM (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Produsen Input MoM (Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Retail YoY (Nov)--
P: --
S: --
Indonesia Tingkat Bunga Reverse Repo (pembelian kembali) 7 Hari--
P: --
S: --
Indonesia Bunga Fasilitas Deposito (Des)--
P: --
S: --
Indonesia Suku Bunga Fasilitas Kredit (Des)--
P: --
S: --
Indonesia Pinjaman YoY (Nov)--
P: --
S: --
Afrika Selatan IHK Inti YoY (Nov)--
P: --
S: --
Afrika Selatan IHK YoY (Nov)--
P: --
S: --
Jerman Indeks Ekspektasi Bisnis IFO (Penyesuaian Per Kuartal) (Des)--
P: --
S: --
Jerman Indeks Kondisi Bisnis IFO Saat Ini (Penyesuaian Per Kuartal) (Des)--
P: --
S: --
Jerman Indeks Iklim Bisnis IFO (Penyesuaian Per Kuartal) (Des)--
P: --
S: --
Zona Euro IHK Inti Final MoM (Nov)--
P: --
S: --
Zona Euro Biaya Tenaga Kerja YoY (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro Nilai akhir HICP inti tahunan (Nov)--
P: --
S: --
Zona Euro Nilai akhir HICP inti bulanan (Nov)S:--
P: --
S: --
Zona Euro IHK Inti Final YoY (Nov)--
P: --
S: --
Zona Euro Indeks Harga Konsumen MoM (Tidak Termasuk Makanan Dan Energi) (Nov)--
P: --
S: --
Zona Euro IHK YoY (Selain Tembakau) (Nov)--
P: --
S: --
Zona Euro Indeks Harga Konsumen Final YoY (Nov)--
P: --
S: --
Zona Euro Indeks Harga Konsumen Final MoM (Nov)--
P: --
S: --


Tidak Ada Data Yang Cocok
Opini Terbaru
Opini Terbaru
Topik Populer
Kolumnis Teratas
Terbaru
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Program Afiliasi
Lihat Semua

Tidak ada data
Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing—rangkuman penting untuk perkembangan utama dunia kripto di Amerika Serikat hari ini.
Sambil menikmati kopi, data tenaga kerja AS terbaru memberikan sinyal campuran soal pekerjaan, upah, dan pengangguran. Trader sedang menimbang apa arti semua ini untuk aset berisiko, mulai dari saham hingga Bitcoin, sementara volatilitas jadi penentu suasana.
Berita Aset Kripto Hari Ini: Lapangan Kerja Oktober Anjlok dan Kenaikan Tipis di November Tanda Pasar Tidak Merata
Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk Oktober dan November 2025 mengejutkan pasar, sebab itu menjadi salah satu data ekonomi krusial minggu ini. Hasilnya menunjukkan pasar tenaga kerja mendingin yang bisa berdampak ke saham dan juga aset kripto.
Berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS), Oktober mengalami penurunan tajam sebesar 105.000 pekerjaan, jauh dari estimasi -25.000. Angka ini menandai penurunan signifikan dalam momentum pasar tenaga kerja.
Analis menyebutnya sebagai data luar biasa, sebab terjadi gangguan dari keterlambatan pengumpulan data pemerintah dan penyesuaian musiman.
November mencatatkan kenaikan 64.000 pekerjaan, sedikit di atas konsensus 50.000, tapi tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% dari 4,4% pada Oktober, lebih tinggi daripada perkiraan 4,5%.
Kenaikan di November memang memberi sedikit kelegaan, tapi tetap memperlihatkan betapa tidak meratanya aktivitas pasar tenaga kerja AS akhir-akhir ini.
Dampak The Fed dan Pasar terhadap Bitcoin dan Aset Risiko
Data ini kemungkinan akan memperkuat narasi dovish untuk The Fed. Powell sebelumnya pernah menyebut pasar tenaga kerja yang melemah sebagai alasan pemotongan suku bunga, dan angka hari ini memperlihatkan ekonomi masih jauh dari panas.
Trader bisa saja menafsirkan laporan ini sebagai sinyal bahwa pelonggaran lebih lanjut di 2026 sangat mungkin terjadi, yang bisa menopang aset berisiko, termasuk Bitcoin, asal ekspektasi likuiditas tetap terjaga. Bitcoin terjebak di area US$90.000, dan data hari ini mungkin bisa memicu volatilitas jangka pendek.
Setelah data Oktober yang lemah dan pemulihan moderat di November, ini bisa memicu reli ke US$95.000 saat pasar mengantisipasi potensi pelonggaran dari The Fed.
Di sisi lain, kenaikan tingkat pengangguran yang tak terduga justru bisa menyulut kekhawatiran resesi, sehingga bisa memicu pergerakan liar di pasar kripto, saham, maupun FX.
“Biasanya pasar akan lega ketika ketidakpastian selesai, tapi data kali ini berbeda. Tren pelemahan ini justru bisa memicu reli kripto di awal karena harapan pemotongan suku bunga The Fed secara agresif pada 2026 kembali muncul. Tapi kalau datanya terlalu lemah, narasinya bisa langsung beralih dari harapan likuiditas ke ketakutan resesi. Dalam sejarahnya, ini membuat selera terhadap risiko langsung turun di semua pasar,” ujar Jimmy Xue, COO dan Co-founder Axis, kepada BeInCrypto.
Pelaku pasar tetap waspada. Karena data Oktober dianggap outlier dan data November dikumpulkan terlambat, potensi distorsi statistik dan revisi masih ada.
Trading berbasis algoritma dan likuiditas yang tipis bisa memperbesar volatilitas dalam waktu dekat, sehingga penentuan posisi yang bijak sangat penting.
Di tengah sinyal yang membingungkan, aset aman tradisional seperti emas berpeluang tetap diserbu, sebab US dollar sedang tertekan dan sentimen risiko masih rapuh khususnya di sektor teknologi.
Chart Hari Ini
Byte-Sized Alpha
Berikut ini rangkuman berita kripto AS lainnya yang perlu kamu pantau hari ini:
Gambaran Umum Pre-market Crypto Equities
| Perusahaan | Penutupan pada 15 Desember | Ringkasan Pre-Market |
| Strategy (MSTR) | US$162,08 | US$165,23 (+1,94%) |
| Coinbase (COIN) | US$250,42 | US$253,61 (+1,27%) |
| Galaxy Digital Holdings (GLXY) | US$24,54 | US$24,59 (+0,20%) |
| MARA Holdings (MARA) | US$10,70 | US$10,82 (+1,12%) |
| Riot Platforms (RIOT) | US$13,71 | US$13,81 (+0,73%) |
| Core Scientific (CORZ) | US$15,28 | US$15,27 (-0,065%) |
Persaingan pembukaan pasar ekuitas kripto | Sumber: Google Finance
Harga Cardano sedang diperdagangkan di dekat level terlemahnya tahun ini. Token ini turun sekitar 24% dalam 30 hari terakhir dan sekitar 5% dalam 24 jam terakhir, bergerak dekat ke titik terendah tahunannya di sekitar US$0,37. Hal yang membuat pergerakan ini menonjol bukan hanya besarnya penurunan, tapi juga pola di baliknya.
Dalam waktu hanya dua bulan, Cardano mengalami dua kali breakdown bearish lanjutan secara terpisah, sehingga memberikan tekanan baru pada chart dan meningkatkan risiko pergerakan yang lebih dalam lagi.
Dua Breakout Bearish dalam Dua Bulan Tunjukkan Kelemahan Struktural
Breakdown pertama terjadi di awal November. ADA membentuk bear flag dari akhir Oktober, kemudian breakdown terjadi sekitar 11 November. Pergerakan ini membuat harga turun tajam, yaitu sekitar 38% dari puncak flag tersebut.
Setelah terjadi konsolidasi singkat, Cardano mengulangi pola yang sama. Bear flag kedua terbentuk di akhir November hingga awal Desember. Pada 11 Desember, ADA kembali breakdown, mengonfirmasi pergerakan lanjutan kedua hanya dalam tempo dua bulan.
Ingin insight token lainnya seperti ini? Daftarkan diri Anda untuk menerima Daily Crypto Newsletter dari Editor Harsh Notariya di sini.
Ketika pasar menampilkan pola bearish lanjutan secara berulang tanpa adanya pemulihan signifikan, ini menandakan adanya kendali penjual yang berkelanjutan, bukan sekadar aksi jual panik. Jika breakdown sekarang mengikuti logika measured move seperti sebelumnya, target penurunan mulai mengerucut di area US$0,25.
Mengapa Kelemahan Ini Sendiri Bisa Membatasi Kerugian Lebih Lanjut
Meski strukturnya bearish, terdapat dua faktor yang sedikit mengurangi risiko penurunan.
Pertama, posisi derivatif sudah sangat condong ke arah bearish. Data likuidasi di Gate menunjukkan leverage long sudah tipis, dengan hanya sekitar US$27 juta posisi long, sementara posisi short mendekati US$135 juta, atau 5 kali lebih besar. Sebagian besar klaster likuidasi long berakhir di sekitar US$0,36, artinya tekanan jual paksa akan berkurang drastis di level itu. Semakin sedikit posisi long yang menumpuk, semakin kecil peluang terjadi likuidasi massal.
Kedua, perilaku holder jangka panjang sudah mulai stabil. Kelompok pemilik 1 tahun sampai 2 tahun, yang sering dianggap sebagai holder dengan keyakinan tinggi, telah memangkas drastis belanja koinnya, yang terlihat lewat metrik Spent Coin dengan kategorisasi per kelompok pemiliknya.
Koin yang dipindahkan oleh kelompok ini menurun dari 666,24 juta ADA menjadi hanya 2,48 juta ADA sejak 10 Desember, turun hampir 99,6%. Ini menunjukkan tekanan jual dari holder yang berkomitmen makin menipis, meski harga masih lemah.
Secara sederhana, kelemahan ADA telah mengurangi leverage dan memperlambat tekanan jual jangka panjang, sehingga dapat menjadi tahanan sementara saat terjadi tekanan pasar yang lebih luas.
Level Harga ADA Penting yang Perlu Diperhatikan
Chart harga Cardano masih sangat rapuh. US$0,36 menjadi support terpenting dalam waktu dekat. Level yang sama juga terlihat di peta likuidasi yang dibagikan tadi.
Jika level tersebut jebol, maka terbuka jalan ke US$0,33, dan dari sana target breakdown yang dihitung ada di sekitar US$0,25.
Untuk reset bullish, ADA harus bisa kembali menembus US$0,48. Tanpa itu, reli masih bersifat korektif saja dan belum bisa mengubah tren.
Saat ini, Cardano berada di posisi yang cukup berbahaya.
Dua kali breakdown dalam dua bulan terakhir menentukan tren. Kelemahan ini memang bisa memperlambat penurunan, namun jika strukturnya tidak membaik, risiko Cardano menguji US$0,25 masih tetap ada dan tidak boleh diabaikan.
Ethereum menjadi salah satu aset utama yang paling terpukul dalam penurunan pasar aset kripto terbaru. Harga ETH turun lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir, sehingga penurunan mingguan mencapai sekitar 9%, karena tekanan ekonomi makro dan likuidasi membebani harga.
Di tengah situasi yang lemah ini, ada kabar institusional baru yang kembali mengarahkan perhatian ke fundamental Ethereum. JPMorgan mengumumkan peluncuran exchange-traded fund (ETF) pasar uang ter-tokenisasi pertama mereka di Ethereum, dengan modal awal US$100 juta. Pertanyaan pentingnya sekarang, apakah perkembangan ini bisa membantu harga ETH stabil dan bangkit lagi, atau tekanan teknis justru mendorong penurunan lebih dalam.
Tokenized fund JPMorgan menambah support jangka panjang, namun chart hadapi ujian
Langkah JPMorgan memperkuat peran Ethereum sebagai infrastruktur penyelesaian bagi institusi. Bank tersebut meluncurkan exchange-traded fund (ETF) pasar uang ter-tokenisasi, bernama MONY, di Ethereum melalui platform aset digital mereka, dengan alokasi awal US$100 juta sebelum menawarkan ke investor luar.
Dari sisi jangka panjang, perkembangan ini memperkuat kredibilitas Ethereum di sektor keuangan tradisional. Tapi, untuk jangka pendek, pergerakan harga masih tertekan. Pada grafik harian, Ethereum sedang mendekati persilangan EMA yang bearish, di mana exponential moving average (EMA) 100 hari hampir turun melewati EMA 200 hari.
Butuh wawasan tokenisasi seperti ini? Langganan Newsletter Harian Crypto Editor Harsh Notariya di sini.
EMA adalah indikator tren yang lebih cepat merespons perubahan harga. Jika EMA yang lebih cepat turun melewati EMA lambat, biasanya ini menjadi sinyal momentum yang mulai melemah.
Kondisi seperti ini berarti, bahkan kabar positif pun bisa kesulitan memicu reli yang berkelanjutan jika Ethereum belum bisa menembus resistance-resistance kunci. Selain itu, persilangan EMA yang terbentuk ketika harga ETH masih berjuang bertahan di support US$2.910 semakin menegaskan lemahnya kondisi teknikal saat ini.
Sinyal On-chain Dukung Reli Jika Support Bertahan
Walau grafik terlihat rapuh, data on-chain justru menghadirkan skenario rebound bersyarat. Persentase alamat Ethereum yang berada dalam posisi untung turun tajam sejak 10 Desember, seiring penurunan harga sebesar 11%. Angka ini kini ada di titik terendah sejak awal Desember.
Pada momen-momen sebelumnya, posisi rendah lokal seperti ini pernah selaras dengan rebound jangka pendek. Tanggal 1 Desember, penurunan pada metrik ini mendahului pergerakan harga dari sekitar US$2.800 ke US$3.190 hanya dalam sehari, atau lebih dari 14%. Titik rendah lokal lain pada 5 Desember juga diikuti kenaikan harga ETH hampir 10%.
Hal ini memang tidak menjamin ETH akan langsung naik, tapi menunjukkan tekanan jual sudah memasuki zona di mana pembeli sebelumnya masuk, asalkan level support US$2.910, yang terlihat pada grafik teknikal tadi, masih bertahan.
Level Harga Ethereum yang Tentukan Rebound atau Breakdown
Saat ini Ethereum sedang menguji support krusial di sekitar US$2.910. Jika harga penutupan harian turun di bawah level ini, maka setup rebound bisa gagal dan harga berisiko turun ke US$2.710, lalu US$2.620 bila tekanan pasar makin besar.
Agar skenario rebound tetap hidup, ETH harus kembali ke atas US$3.240. Jika harga menutup harian di atas angka itu, tekanan turun akan berkurang dan peluang menuju US$3.440 pun terbuka. Sebelum itu terjadi, kenaikan harga lebih layak dilihat sebagai koreksi sementara, bukan konfirmasi tren naik.
Saat ini Ethereum berada di tengah optimisme institusional jangka panjang namun disertai dengan kelemahan teknikal dalam waktu dekat. Apakah kabar dari JPMorgan bisa memberikan efek rebound atau justru memicu breakdown, sangat bergantung pada perilaku harga di level kritis ini beberapa hari ke depan.
Harga Bitcoin kembali menghadapi tekanan. BTC turun sekitar 4% dalam 24 jam terakhir dan hampir 10% selama 30 hari terakhir, karena tekanan jual meningkat di seluruh pasar aset kripto. Sementara para trader memperdebatkan kemungkinan rebound atau breakdown, saat ini muncul sebuah level penting jangka panjang yang bisa menentukan bagaimana Bitcoin akan mengakhiri tahun ini.
Struktur harga dan analisis siklus sama-sama memusatkan perhatian di zona yang sama. Jika Bitcoin tidak mampu bertahan di level ini sebelum akhir tahun, risiko penurunan bisa meningkat tajam.
Level Harga Bitcoin Penentu Mulai Jadi Fokus
Bitcoin saat ini diperdagangkan mendekati Simple Moving Average 2 Tahun (2Y SMA), yang berada di kisaran US$82.800. Level ini bukan sekadar support biasa. Ini adalah salah satu penanda siklus jangka panjang paling penting untuk Bitcoin.
2Y SMA dihitung dengan menggunakan harga penutupan harian, tapi biasanya digunakan berdasarkan penutupan bulanan untuk analisis siklus. Yang menjadi perhatian bukanlah pergerakan harga dalam sehari, melainkan di mana Bitcoin menutup bulan.
Mau dapat insight token lainnya seperti ini? Langganan Newsletter Harian Crypto dari Editor Harsh Notariya di sini.
Terakhir kali harga Bitcoin turun di bawah garis SMA ini pada pertengahan 2022, BTC terkoreksi lagi hingga 51% sebelum mencoba naik. Inilah sebabnya tanggal 31 Desember menjadi sangat penting.
Saat candle bulanan Desember ditutup, pasar akan mengunci data selama satu bulan penuh. Candle tersebut akan menjadi sinyal resmi bagi analis untuk menilai apakah Bitcoin masih berada dalam tren jangka panjang atau mulai memasuki fase pelemahan struktural.
Secara historis, penutupan bulanan di bawah 2Y SMA menandakan fase bearish yang berkepanjangan. Sementara penutupan atau reclaim di atas 2Y SMA biasanya jadi pertanda siklus bertahan. Ketika bulan telah berganti, bisa jadi tak akan ada kesempatan kedua.
Analis yang memantau siklus Bitcoin jangka panjang telah menandai level ini sebagai garis tegas dalam analisis struktur. Intinya sederhana: Bitcoin harus tetap berada di atas zona ini hingga akhir bulan agar tidak menghasilkan sinyal breakdown yang terkonfirmasi.
Kenapa Support Ini Sedang Tertekan Saat Ini
Masalahnya bukan hanya pada sisi teknikal. Data on-chain juga menunjukkan tekanan yang meningkat di bawah permukaan.
Holder jangka panjang, yaitu wallet yang menyimpan Bitcoin selama lebih dari 155 hari, terus meningkatkan aktivitas jualnya sepanjang Desember. Berdasarkan data perubahan posisi bersih holder jangka panjang, arus keluar bersih naik dari sekitar 116.000 BTC di awal bulan menjadi hampir 269.000 BTC pada 15 Desember.
Itu berarti tekanan jualnya meningkat lebih dari 130% hanya dalam dua minggu.
Mereka bukan trader jangka pendek. Kelompok ini biasanya hanya menjual saat mereka memang yakin atau ingin mengurangi risiko. Distribusi terus-menerus dari kelompok ini makin memperbesar tekanan turun dan membuat pertahanan di level support kunci jadi lebih sulit.
Saat holder jangka panjang menjual di tengah pelemahan, margin kesalahan di sekitar zona harga krusial seperti 2Y SMA semakin tipis.
Level Harga Bitcoin yang Menentukan Rebound atau Breakdown
Jika Bitcoin gagal bertahan di wilayah US$82.800–US$81.100 hingga penutupan Desember, risiko penurunan bisa meluas dengan cepat.
Breakout terkonfirmasi di bawah zona ini membuka jalan ke US$73.300, yaitu sekitar 15% lebih rendah dari level saat ini dan menjadi proyeksi penurunan besar berikutnya di grafik.
Di sisi atas, Bitcoin harus reclaim US$88.200 agar bisa mengurangi tekanan langsung. Agar struktur bullish bisa pulih dan momentum kembali ke pembeli, BTC perlu bertahan di atas US$94.500.
Sampai saat itu, Bitcoin masih terjebak di antara support siklus jangka panjang dan tekanan jual yang terus meningkat.
Menjelang rilis Consumer Price Index (CPI) bulan November, Gubernur Federal Reserve Stephen Miran menentang pandangan umum bahwa inflasi masih bertahan di atas target.
Pernyataan Miran muncul hanya beberapa hari sebelum data CPI dirilis pada hari Kamis. Data ekonomi AS ini sangat mungkin mempengaruhi sentimen investor terhadap Bitcoin.
Stephen Miran: The Fed Melawan Inflasi yang Salah Jelang CPI
Data dari CME FedWatch Tool memperlihatkan pasar mulai mengubah posisi terhadap suku bunga, di mana para trader memperkirakan kemungkinan sebesar 75,6% bahwa tidak akan ada perubahan suku bunga pada rapat The Fed bulan Januari 2026.
Hal ini terjadi karena Miran menilai bahwa inflasi inti sebenarnya sudah mendekati target 2% milik The Fed. Menurutnya, kelebihan inflasi yang masih ada sekarang terjadi akibat distorsi statistik, bukan permintaan yang terlalu tinggi.
“Underlying inflation is already running very close to the Fed’s 2% target,” Miran ujar dalam sebuah postingan di X. “The majority of excess inflation over target is due to quirks of the statistical measurement process, not excess demand.”
Pusat argumen Miran adalah inflasi sektor tempat tinggal. Faktor ini menjadi salah satu pendorong terbesar dan paling konsisten pada pengukuran inflasi inti.
Miran mengungkapkan bahwa indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) yang jadi acuan The Fed mencakup biaya perumahan semua penyewa. Kondisi tersebut membuat data ini terlambat jika dibandingkan dengan harga sewa pasar yang bergerak secara real-time, karena datanya baru disesuaikan saat kontrak sewa diperbarui. Menurut Miran, jeda waktu inilah yang sedang mendistorsi angka inflasi.
Selain itu, Miran menyoroti inflasi jasa inti di luar sektor perumahan, dengan menekankan biaya manajemen portofolio sebagai contoh utama. Sang pembuat kebijakan menilai biaya ini secara artifisial menaikkan angka inflasi PCE inti, meski industri pengelolaan aset sebenarnya tengah mengalami penurunan biaya secara jangka panjang.
Karena biaya manajemen ini diukur berdasarkan jumlah aset yang dikelola, kenaikan pasar saham bisa saja membuat harga yang tercatat ikut naik. Hal tersebut bisa terjadi meskipun biaya riil yang dikeluarkan konsumen sebenarnya menurun.
“It would be foolish of us to chase statistical quirks rather than focus on actual consumer prices,” Miran tegas dalam pidatonya, memberi isyarat bahwa kebijakan bisa menjadi terlalu ketat jika hanya bereaksi pada distorsi seperti ini.
Menimbang Ulang Tarif dan Inflasi Barang karena Data Forward-Looking Mendukung Disinflasi
Terkait inflasi barang, Miran membantah anggapan umum bahwa tarif impor AS jadi penyebab utama lonjakan harga baru-baru ini.
Mengacu pada riset elastisitas perdagangan, Miran menyatakan eksportir menanggung beban tarif yang lebih besar. Akibatnya, dampak terhadap harga konsumen relatif kecil dan bahkan kemungkinan hanya bersifat sementara.
Bahkan dengan perhitungan konservatif, Miran memperkirakan dampaknya terhadap harga konsumen hanya sekitar dua per sepuluh persen. Idealnya, hal ini lebih serupa gangguan kecil dibanding pemicu inflasi jangka panjang.
Pandangan Miran ini juga didukung Anna Wong dari Bloomberg Economics. Ia menyoroti adanya beberapa indikator yang mengarah pada tren disinflasi lagi dalam enam bulan ke depan.
Wong mengungkapkan bahwa harga barang CPI inti kini kembali bergerak turun, bahkan bisa berlanjut hingga pertengahan 2026. Ia menambahkan bahwa pasar mungkin belum memperkirakan besarnya penurunan suku bunga di masa depan.
“The Fed can cut next year,” Wong tulis di X, seraya menyatakan jika indikator-indikator ini benar, ekspektasi pelonggaran kebijakan pada 2026 justru masih terlalu konservatif.
Komentar-komentar tersebut mempertegas perdebatan baru di lingkungan The Fed terkait apakah para pembuat kebijakan masih berfokus pada tekanan inflasi dari 2022, bukan pada kondisi saat ini.
Dengan CPI yang akan rilis pada Kamis, data tersebut akan menjadi perhatian besar untuk mengonfirmasi atau membantah klaim Miran bahwa tingkat inflasi terlalu dibesar-besarkan dan kebijakan moneter sebenarnya sudah terlalu ketat menuju 2026.
Exchange-traded fund (ETF) XRP spot yang terdaftar di AS telah mencatat arus masuk bersih berturut-turut selama satu bulan penuh sejak peluncurannya pada 13 November, membedakannya dari ETF Bitcoin dan Ethereum yang mengalami miliaran arus keluar di periode yang sama.
Pencapaian ini menjadi titik balik bagi XRP, yang selama bertahun-tahun tidak bisa diakses oleh investor tradisional karena ketidakpastian regulasi terkait gugatan hukum Ripple dengan US Securities and Exchange Commission. Sekarang, setelah ada ETF spot yang membuka akses tersebut, dana institusional mengalir ke aset ini dengan kecepatan yang bahkan mengejutkan para pengamat yang paling optimistis sekalipun.
Perbedaan Mencolok dengan BTC dan ETH
Berdasarkan data SoSoValue, ETF spot XRP berhasil menarik dana segar di setiap sesi perdagangan sejak peluncurannya, sehingga arus masuk bersih kumulatif mencapai sekitar US$990,9 juta per 12 Desember. Total aset bersih di lima produk tersebut naik jadi sekitar US$1,18 miliar, tanpa adanya satu hari pun yang mengalami penarikan bersih.
Konsistensi ini menonjol di pasar yang bahkan ETF aset kripto terbesar sekalipun kesulitan mempertahankan momentum stabil. Dalam 30 hari yang sama, ETF Bitcoin spot AS mencatat arus keluar bersih sekitar US$3,39 miliar, termasuk penarikan satu hari sekitar US$903 juta pada 20 November. ETF Ethereum juga mengalami tren serupa, dengan arus keluar bersih sekitar US$1,26 miliar.
Perbedaan paling mencolok terjadi pada 1 Desember. Pada hari itu, ETF XRP meraup dana masuk US$89,65 juta sementara ETF Bitcoin hanya mendapatkan US$8,48 juta—hanya sekitar sepersepuluh dari angka ETF XRP. Di sisi lain, ETF Ethereum justru mencatat lebih dari US$79 juta arus keluar bersih.
Perdagangan di bulan Desember makin menegaskan kontras tersebut. ETF Bitcoin spot mencatat empat hari arus negatif dibanding delapan hari positif, dan ETF Ethereum juga memperlihatkan volatilitas serupa dengan lima hari negatif dan tujuh hari positif hingga 12 Desember. ETF XRP tetap mencatat arus masuk positif setiap hari.
Paling Cepat Kedua Raih US$1 Miliar
CEO Ripple, Brad Garlinghouse, menerangkan bahwa XRP kini menjadi salah satu ETF spot aset kripto tercepat yang mencapai aset kelolaan US$1 miliar di AS, di bawah Ethereum.
“There’s pent-up demand for regulated crypto products,” Garlinghouse stated. Ia menyoroti langkah Vanguard baru-baru ini yang memberikan akses ke ETF kripto melalui akun pensiun dan investasi tradisional, serta menegaskan bahwa aset kripto kini “jadi lebih mudah diakses oleh jutaan orang yang tidak perlu ahli di bidang teknologinya.”
Garlinghouse juga menekankan bahwa ketahanan, stabilitas, dan kekuatan komunitas menjadi tema yang semakin esensial bagi para “investor aset kripto ‘off-chain'” yang baru ini.
CME perluas infrastruktur derivatif
CME Group mengumumkan peluncuran Futures XRP dan SOL Spot-Quoted pada 15 Desember, yang makin memperluas akses institusional ke XRP.
“Kami telah melihat permintaan kuat untuk Futures Bitcoin dan Ether Spot-Quoted kami saat ini, dengan lebih dari 1,3 juta kontrak yang telah diperdagangkan sejak diluncurkan pada bulan Juni, dan kami senang bisa menambahkan XRP serta SOL ke dalam pilihan produk kami,” terang Giovanni Vicioso, Global Head of Cryptocurrency Products di CME Group.
Futures Bitcoin dan Ether Spot-Quoted yang sudah ada pun mengalami pertumbuhan pesat, dengan rata-rata volume perdagangan harian bulan Desember mencapai 35.300 kontrak dan rekor transaksi harian gabungan sebanyak 60.700 kontrak pada 24 November.
Harga tertinggal saat sinyal akumulasi mulai terbentuk
Analis pasar menyarankan bahwa pola arus masuk tanpa henti menunjukkan ETF XRP digunakan sebagai alokasi struktural, bukan hanya instrumen trading taktis.
“Ini baru 5 ETF spot. Belum ada BlackRock, belum ada eksposur 10-15 ETF lain, tapi semuanya akan datang,” tutur seorang analis, sambil memperkirakan jika arus mingguan tetap di kisaran US$200 juta, total arus masuk bisa melebihi US$10 miliar pada 2026.
Meski arus masuk ETF sangat kuat, performa harga XRP justru masih lesu. Dalam sebulan terakhir, token ini terkoreksi hampir 15% dan diperdagangkan di harga US$1,89 pada waktu publikasi.
Kesenjangan antara arus masuk dan harga tersebut mungkin mencerminkan mekanisme pasar ETF. Proses pembentukan dan penebusan ETF melibatkan arbitrase yang rumit sehingga dampak ke harga bisa tertunda. Selain itu, aksi market maker yang melakukan hedging posisi mereka juga dapat mengurangi dampak langsung arus masuk terhadap harga.
Bitcoin tergelincir ke area US$85.000 pada 15 Desember. Aksi ini memperpanjang tren turun dalam beberapa hari terakhir ketika risiko makro global, pelepasan leverage, dan kondisi likuiditas yang rapuh saling bertabrakan. Crash ini menggerus lebih dari US$100 miliar dari total kapitalisasi pasar kripto hanya dalam hitungan hari, memunculkan tanya apakah gelombang jual ini benar-benar sudah selesai.
Tidak ada satu pemicu tunggal di balik kejatuhan tersebut. Sebaliknya, lima kekuatan yang saling tumpang tindih menyeret Bitcoin ke bawah dan berpotensi mempertahankan tekanan harga dalam waktu dekat.
Ketakutan Kenaikan Suku Bunga BOJ Picu De-risking Global
Adapun pemicu makro terbesar datang dari Jepang. Pasar bergerak lebih dulu menjelang kenaikan suku bunga Bank of Japan yang secara luas diperkirakan terjadi pekan ini, langkah yang akan membawa suku bunga kebijakan Jepang ke level yang tidak terlihat selama beberapa dekade.
Bahkan kenaikan kecil pun bisa berdampak besar, mengingat Jepang selama bertahun-tahun menjadi sumber bahan bakar bagi pasar aset berisiko global lewat yen carry trade.
Selama ini, investor meminjam yen berbiaya murah untuk membeli aset berisiko lebih tinggi seperti saham dan kripto. Ketika suku bunga Jepang naik, mekanisme ini mulai terurai. Investor terpaksa menjual aset berisiko untuk melunasi kewajiban dalam yen.
Secara historis, Bitcoin bereaksi tajam terhadap kenaikan suku bunga BOJ. Dalam tiga episode terakhir, BTC terkoreksi 20% hingga 30% dalam beberapa pekan setelahnya. Pola historis inilah yang mulai dihargakan pasar lebih awal, yang pada gilirannya menekan Bitcoin bahkan sebelum keputusan resmi diumumkan.
Data Ekonomi AS Hidupkan Lagi Ketidakpastian Kebijakan
Di saat yang sama, pelaku pasar memilih untuk memangkas risiko menjelang rangkaian data makro AS yang padat, termasuk angka inflasi dan pasar tenaga kerja.
Federal Reserve (The Fed) memang baru saja memangkas suku bunga, namun para pejabat memberi sinyal kehati-hatian terkait kecepatan pelonggaran lanjutan. Ketidakpastian ini krusial bagi Bitcoin, yang semakin diperlakukan sebagai aset makro sensitif terhadap likuiditas, bukan sekadar lindung nilai independen.
Dengan inflasi yang masih di atas target dan data ketenagakerjaan yang diperkirakan melemah, pasar kesulitan memproyeksikan langkah The Fed berikutnya. Keraguan tersebut mengikis permintaan spekulatif dan mendorong trader jangka pendek untuk menepi.
Imbasnya, Bitcoin pun kehilangan momentum tepat saat mendekati level teknikal krusial.
Likuidasi Leverage Masif Percepat Kejatuhan
Begitu Bitcoin terperosok ke bawah US$90.000, tekanan jual paksa pun mulai mendominasi.
Lebih dari US$200 juta posisi long ber-leverage tersapu likuidasi hanya dalam hitungan jam, menurut data derivatif. Sebelumnya, trader long telah memadati posisi bullish setelah pemangkasan suku bunga The Fed awal bulan ini.
Ketika harga tergelincir, mesin likuidasi secara otomatis menjual Bitcoin untuk menutup kerugian. Penjualan ini lantas menyeret harga semakin turun, menimbulkan likuidasi lanjutan dalam lingkaran umpan balik yang agresif.
Efek mekanis inilah yang menjelaskan mengapa penurunan terjadi begitu cepat dan tajam, alih-alih berlangsung secara perlahan.
Likuiditas Akhir Pekan yang Tipis Perbesar Ayunan Harga
Adapun timing terjadinya kejatuhan turut memperparah dampak.
Bitcoin jebol saat perdagangan akhir pekan, periode ketika likuiditas biasanya menipis dan order book dangkal. Dalam kondisi tersebut, order jual yang relatif kecil sudah cukup untuk menggerakkan harga secara agresif.
Holder besar dan desk derivatif memangkas eksposur di tengah likuiditas rendah, sehingga memperbesar volatilitas. Dinamika ini menarik Bitcoin dari area US$90.000-an bawah menuju US$85.000 dalam waktu singkat.
Penurunan akhir pekan kerap terlihat dramatis, bahkan ketika fondasi fundamental jangka panjang tidak banyak berubah.
Aksi Jual Bitcoin oleh Wintermute Menambah Tekanan Pasar Spot
Tekanan struktural pasar diperberat oleh aksi jual signifikan dari Wintermute, salah satu market maker terbesar di industri kripto.
Selama fase aksi jual, data on-chain dan pasar menunjukkan Wintermute menjual Bitcoin dalam jumlah besar. Angkanya diperkirakan lebih dari US$1,5 miliar, dan dilepas ke berbagai crypto exchange terpusat (CEX). Penjualan ini disebut dilakukan untuk menyeimbangkan risiko dan menutup eksposur setelah volatilitas tinggi serta kerugian di pasar derivatif.
Sebagai penyedia likuiditas di pasar spot dan derivatif sekaligus, aksi jual Wintermute memiliki dampak yang jauh lebih besar dibanding pelaku biasa.
Momentum penjualan tersebut juga terjadi di tengah kondisi likuiditas rendah, sehingga memperbesar tekanan turun dan mempercepat penurunan Bitcoin menuju US$85.000.
Apa yang Bakal Terjadi Selanjutnya?
Arah pergerakan Bitcoin selanjutnya kini sangat bergantung pada kelanjutan faktor makro, bukan kabar spesifik dari industri kripto.
Seumpama Bank of Japan benar-benar mengonfirmasi kenaikan suku bunga dan imbal hasil global meningkat, Bitcoin berpotensi tetap tertekan seiring berlanjutnya pembongkaran carry trade. Penguatan yen akan menambah tekanan tersebut.
Sebaliknya, jika pasar telah sepenuhnya mengantisipasi langkah BOJ dan data ekonomi AS melemah cukup signifikan untuk kembali menghidupkan ekspektasi pemangkasan suku bunga, Bitcoin berpeluang stabil setelah fase likuidasi mereda.
Untuk saat ini, aksi jual 15 Desember mencerminkan reset yang digerakkan oleh faktor makro, bukan kegagalan struktural pasar kripto. Namun, volatilitas nampaknya masih enggan mereda dalam waktu dekat.
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Pembuat Poster
Program Afiliasi
Berdagang Instrumen Keuangan Seperti Saham, Mata Uang, Komoditas, Kontrak Berjangka, Obligasi, Dana, Atau Mata Uang Kripto Adalah Perilaku Berisiko Tinggi, Termasuk Kehilangan Sebagian Atau Seluruh Jumlah Investasi Anda, Sehingga Perdagangan Tidak Cocok Untuk Semua Investor.
Anda Harus Melakukan Uji Tuntas Anda Sendiri, Menggunakan Penilaian Anda Sendiri, Dan Berkonsultasi Dengan Penasihat Yang Memenuhi Syarat Saat Membuat Keputusan Keuangan Apa Pun. Konten Situs Web Ini Tidak Ditujukan Kepada Anda, Situasi Keuangan Atau Kebutuhan Anda Juga Tidak Diperhitungkan. Informasi Yang Terdapat Di Situs Web Ini Belum Tentu Tersedia Secara Waktu Nyata, Juga Belum Tentu Akurat. Setiap Pesanan Atau Keputusan Keuangan Lainnya Yang Anda Buat Sepenuhnya Menjadi Tanggung Jawab Anda Dan Anda Tidak Boleh Bergantung Pada Informasi Apa Pun Yang Disediakan Melalui Situs Web. Kami Tidak Memberikan Jaminan Apa Pun Untuk Informasi Apa Pun Di Situs Web Dan Tidak Bertanggung Jawab Atas Kerugian Transaksi Apa Pun Yang Mungkin Timbul Dari Penggunaan Informasi Apa Pun Di Situs Web.
Dilarang Menggunakan, Menyimpan, Menggandakan, Menampilkan, Memodifikasi, Menyebarluaskan Atau Mendistribusikan Data Yang Terdapat Dalam Situs Web Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Situs Web Ini. Semua Hak Kekayaan Intelektual Dilindungi Oleh Pemasok Dan Bursa Yang Menyediakan Data Yang Terdapat Di Situs Web Ini.
Tidak Masuk
Masuk untuk mengakses lebih banyak fitur

Anggota FastBull
Belum
Pembelian
Masuk
Daftar