AS: Penjualan Ritel Naik Tipis pada Februari

Penjualan ritel dan jasa makanan naik hanya 0,2% bulan ke bulan (m/m), mengecewakan ekspektasi akan pemulihan yang lebih kuat setelah kontraksi pada bulan Januari. Revisi data juga memperluas kontraksi bulan Januari menjadi -1,2% m/m dari penurunan 0,9% yang dilaporkan sebelumnya.

Penjualan kendaraan dan suku cadang turun untuk bulan kedua berturut-turut, membebani angka utama (-0,4% b/b). Penjualan di SPBU juga mencatat penurunan yang cukup besar, turun 1% dari bulan sebelumnya. Penjualan di toko bahan bangunan dan peralatan sedikit meningkat (+0,2% b/b), mencatat kenaikan pertama sejak September 2024.

Penjualan pada “kelompok kontrol”, yang mengecualikan komponen-komponen volatil di atas (yaitu, bensin, mobil dan bahan bangunan) berjalan jauh lebih baik daripada angka utama, meningkat sebesar 1% pada bulan tersebut, yang sepenuhnya membalikkan penurunan pada bulan Januari.

Penjualan daring meningkat 2,4% pada bulan tersebut, tetapi penjualan beragam di seluruh pengecer konvensional. Kenaikan terbesar terjadi di toko perawatan pribadi kesehatan (+1,7% b/b). Penjualan juga meningkat di toko makanan dan minuman (+0,4% b/b) dan toko barang umum (+0,2%). Di sisi lain, Februari menandai bulan kedua berturut-turut penjualan menurun di toko pakaian dan aksesori (-0,6%) dan toko hobi perlengkapan olahraga (-0,4% b/b).

Penjualan di bar dan restoran mencatat penurunan besar, turun hingga 1,5%, memperpanjang kinerja mengecewakan dalam kategori ini menjadi tiga bulan berturut-turut.

Implikasi Utama

Pemulihan dalam total penjualan ritel lemah, tetapi kenaikan dalam penjualan inti lebih kuat, sepenuhnya membalikkan kemunduran pada bulan Januari yang kemungkinan dipengaruhi oleh cuaca buruk di sebagian besar AS. Namun, pergerakan naik-turun dalam beberapa bulan terakhir membuat penjualan ritel inti tidak mengalami banyak kemajuan, terhenti pada level yang sama seperti pada bulan Desember 2024. Akibatnya, kami perkirakan belanja konsumen riil akan kehilangan momentum pada Q1, hanya tumbuh sebesar 1,5% (tahunan), kurang dari setengah lajunya pada kuartal keempat tahun 2024.

Sepanjang tahun ini, belanja konsumen diperkirakan akan jauh lebih rendah. Konsumen AS mulai khawatir dengan meningkatnya ketegangan perdagangan yang memperparah kecemasan konsumen tentang inflasi. Akibatnya, kepercayaan rumah tangga merosot tajam dalam beberapa bulan terakhir. Indeks kepercayaan konsumen Universitas Michigan menunjukkan ekspektasi inflasi tahun depan melonjak menjadi 4,9% pada bulan Maret, naik dari 4,3% pada bulan Februari dan 2,8% pada bulan Desember 2024. Ini adalah level tertinggi sejak November 2022, ketika inflasi inti PCE mencapai lebih dari 5%. Meskipun pasar tenaga kerja terus bertahan dengan cukup baik dan kekayaan rumah tangga masih signifikan, penurunan sentimen kemungkinan akan terwujud dalam belanja yang lebih lemah selama beberapa kuartal mendatang.

Sumber: ACTIONFOREX