Kutipan
Berita
Analisis
Pengguna
24/7
Kalender Ekonomi
Pendidikan
Data
- Nama
- Nilai Terbaru
- Sblm.












Akun Sinyal untuk Anggota
Semua Akun Sinyal
Semua Kontes



Turki Akun PerdaganganS:--
P: --
S: --
Jerman PMI Konstruksi (SA) (Nov)S:--
P: --
S: --
Zona Euro PMI Bidang Konstruksi - IHS Markit (Nov)S:--
P: --
S: --
Italia PMI Bidang Konstruksi - IHS Markit (Nov)S:--
P: --
S: --
U.K. PMI Bidang Konstruksi CIPS/Markit (Nov)S:--
P: --
S: --
Perancis Rata-Rata Yield Lelang OAT 10 TahunS:--
P: --
S: --
Zona Euro Penjualan Retail MoM (Okt)S:--
P: --
S: --
Zona Euro Penjualan Retail YoY (Okt)S:--
P: --
S: --
Brazil PDB YoY (kuartal 3)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Jumlah PHK - Challenger, Gray & Christmas, Inc. (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat PHK MoM- Challenger, Gray & Christmas, Inc. (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat PHK YoY - Challenger, Gray & Christmas, Inc. (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Rata-Rata Dalam 4 Minggu Jumlah Klaim Pengangguran Mingguan (Penyesuaian Per Kuartal)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Jumlah Klaim Pengangguran Awal (Penyesuaian Per Kuartal)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Jumlah Klaim Pengangguran Lanjutan Mingguan (Penyesuaian Per Kuartal)S:--
P: --
S: --
Kanada PMI - IVEY (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Kanada PMI - IVEY(Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Revisi Jumah Pesanan Barang Tahan Lama Non-Pertahanan MoM (Selain Pesawat) (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)S:--
P: --
Amerika Serikat Pesanan Pabrik MoM (Selain Pengiriman) (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pesanan Pabrik MoM (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pesanan Pabrik MoM (Selain Logistik) (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Perubahan Stok Gas Alam Mingguan EIAS:--
P: --
S: --
Arab Saudi Volume Produksi Minyak MentahS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Obligasi Amerika Yang Dimiliki Bank Sentral Asing MingguanS:--
P: --
S: --
Jepang Cadangan Devisa (Nov)S:--
P: --
S: --
India Bunga RepoS:--
P: --
S: --
India Suku Bunga Acuan DasarS:--
P: --
S: --
India Suku Bunga Pengembalian RepoS:--
P: --
S: --
India Rasio Cadangan Deposito Bank SentralS:--
P: --
S: --
Jepang Nilai Awal Indikator Penentu (Okt)S:--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Rumah Halifax YoY (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Indeks Harga Rumah Halifax MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Perancis Rekening Koran (Sebelum Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Perancis Akun Perdagangan (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Perancis Output Industri MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Italia Penjualan Retail MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Zona Euro Jumlah Tenaga Kerja YoY(Penyesuaian Per Kuartal) (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro PDB Final YoY (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro PDB Final QoQ (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro Jumlah Tenaga Kerja Final QoQ (Penyesuaian Per Kuartal) (kuartal 3)--
P: --
S: --
Zona Euro Jumlah Tenaga Kerja Final (Penyesuaian Per Kuartal) (kuartal 3)--
P: --
Brazil Indeks Harga Produsen (IHP) MoM (Okt)--
P: --
S: --
Meksiko Indeks Keyakinan Konsumen (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Tingkat Pengangguran (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Partisipasi Ketenagakerjaan (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja Paruh Waktu (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja Permanen (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE Dallas Fed YoY (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE YoY (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE MoM (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pengeluaran Pribadi MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga PCE Inti MoM (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Inflasi 5-Tahun U.Mich YoY (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga PCE Inti YoY (Sep)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Ekspektasi Inflasi 5-10-Tahun (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Status Saat Ini UMich (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Keyakinan Konsumen UMich (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Proyeksi Inflasi 1thn - UMich (Des)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Ekspektasi Konsumen - UMich (Des)--
P: --
S: --


Tidak Ada Data Yang Cocok
Opini Terbaru
Opini Terbaru
Topik Populer
Kolumnis Teratas
Terbaru
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Program Afiliasi
Lihat Semua

Tidak ada data





Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan Kamis (4/12/2025), ditopang aliran dana asing yang mencatat pembelian bersih (net buy) jumbo mencapai Rp 1,7 triliun di seluruh pasar.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui RTI, IHSG ditutup naik 0,33% atau 28,40 poin ke level 8.640,19.
Sepanjang sesi, indeks bergerak stabil di zona hijau dalam rentang 8.606–8.650.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas Jumat (5/12), Begini Rekomendasi Analis
Aktivitas perdagangan juga terbilang ramai. Total volume transaksi mencapai 51,36 miliar saham dengan nilai perdagangan Rp 21,19 triliun.
Sebanyak 358 saham menguat, 302 saham melemah, sementara 140 saham lainnya stagnan.IHSG Makin Bersinar Hari ini, 10 Saham LQ45 dengan PER Terendah & Tertinggi 4 Desember 2025© 2025 Konten oleh Kontan
Lonjakan minat beli investor asing menjadi salah satu pendorong utama penguatan indeks.
Namun di tengah kenaikan IHSG, investor asing tampak banyak melepas saham-saham big caps perbankan.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguji Resistance pada Jumat (5/12), Simak Rekomendasinya
Berikut 10 saham net sell terbesar asing pada Kamis (4/12)
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 242,62 miliar
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 174,61 miliar
3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 65,58 miliar
4. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp 47,13 miliar
5. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (BRMS) Rp 47,13 miliar
6. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) Rp 40,11 miliar
7. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 39,32 miliar
8. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp 38,17 mliar
9. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) Rp 34,9 miliar
10. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Rp 16,61 miliar





KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada perdagangan Kamis (4/12/2025). Setelah Rabu (3/12/2025), IHSG ditutup melemah tipis 0,061% ke level 8.611,79 setelah sempat mencetak rekor tertinggi baru (ATH) di area 8.660-an.
Meski hari ini terkoreksi, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai tren kenaikan IHSG masih terjaga. “Secara teknikal IHSG masih berada dalam fase uptrend. MA20 dan MA60 telah berada dalam positive crossover, sementara Stochastics K_D dan RSI menunjukkan sinyal positif,” ujar Nafan kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).
Nafan memproyeksikan support IHSG di 8.553 dan 8.506, sementara resistance berada di 8.666 dan 8.706. Nafan merekomendasikan strategi accumulate selected stocks, buy on dip, serta menerapkan manajemen risiko secara disiplin.
Nafan menambahkan, pasar turut memfaktorkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025 yang meningkat ke sekitar 89%.
Sementara itu, OECD memperkirakan ekonomi global tetap resilien di tengah tensi perdagangan dan geopolitik, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2% pada 2025 dan 2,9% pada 2026. Untuk Indonesia, pertumbuhan diperkirakan stabil di 5% pada 2025 dan 2026, sebelum naik ke 5,1% pada 2027.
Sementara itu, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai IHSG masih rawan terkoreksi meski kecenderungan utama tetap positif. “IHSG sudah mencapai target di area 8.660-an dan kemudian ditutup terkoreksi tipis. Koreksi terjadi di tengah penguatan rupiah dan mayoritas bursa global, namun terbebani sektor basic materials dan finansial,” jelas Herditya.
Untuk perdagangan Kamis, Herditya memperkirakan support IHSG berada di 8.576 dengan resistance 8.625. Ia menilai pelemahan harga emas serta rilis data manufaktur AS masih bisa menekan short-term sentiment.
Untuk saham pilihan, Herditya merekomendasikan BRPT pada rentang Rp3.640-Rp3.950 per saham, ESSA pada Rp660-Rp700 per saham, serta INCO pada Rp4.160-Rp4.290 per saham.





Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tancap gas usai Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai menteri keuangan. Bahkan, baru-baru ini IHSG berhasil menyentuh level psikologis baru di 8.600.
Pada sesi pertama perdagangan Rabu (3/12/2025), IHSG parkir di level 8.635,11. Ini menguat 0,21% atau naik 18,06 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya di posisi 8.617,04.
Dengan kenaikan indeks tersebut, kapitalisasi pasar alias market cap IHSG mencapai Rp 15.878,17 triliun. Adapun sepanjang sesi pertama, nilai transaksimencapai Rp 11,76 triliun.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan, IHSG sudah mencetak rekor tertinggibaru alias all time high (ATH) sebanyak 22 kali sepanjang 2025 berjalan ini.
“Tapi menariknya, 21 kali terjadi di zaman menteri keuangan baru. Jadi bisa dibayarkan bagaimana dampak persepsi investor terhadap ekonomi Indonesia,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapatan dengan Komisi XI, Rabu (3/12/2025).
Iman bilang dalam tiga bulan terakhir juga sudah mulai terlihat capital inflow. Adapun investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 23,87 triliun dalam tiga bulan terakhir.
Alhasil, net sell asing sepanjang tahun ini menciut menjadi Rp 29,52 triliun. Padahal, kata Iman, net sellinvestor asing secara akumulasi pernah mencapai di kisaran Rp 59 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati dengan tembusnya level psikologis baru di 8.600. Dia masih menanti untuk IHSG mencapai level 8.660.
“Kami masih menanti level 8.660 dapat tercapai dan tampaknya tinggal sedikit lagi IHSG mampu menggapainya,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).
Nico menjelaskan dengan tingkat probabilitas sebesar 74%, ada potensi untuk mencapai 8.940. Namun, situasi dan kondisi ini akan tercapai apabila IHSG tidak turun lebih rendah dari 8.000 dan sentimen ekonomi juga mendukung.
Menurutnya, pergerakan di sisa tahun ini akan dipengaruhi oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral asal Amerika Serikat (AS), yakni The Fed dalam FOMC Desember 2025.
“Apalagi kalau The Fed memangkas tingkat suku bunga, kami melihat Bank Indonesia pun juga berpeluang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunganya,” ucap Nico.
Dia menilai jika suku bunga dalam negeri dipangkas, maka akan memberikan stimulus lebih besar terhadap perekonomian kedepannya. Apalagi, RAPBN 2026 juga terlihat ekspansif sehingga memberikan harapan baru.





Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis baru. Di mana, IHSG menutup perdagangan Selasa (2/12) dengan menguat 0,80% ke posisi 8.617,04.
Sepanjang hari, IHSG bergerak di rentang 8.625,63 sampai dengan 8.546,69. Nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 21,92 triliun. Kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp 15.842,47 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati dengan tembusnya level psikologis baru di 8.600, Nico menyebut pihaknya masih menantiIHSG untuk mencapai titik 8.660.
“Kami masih menanti level 8.660 dapat tercapai dan tampaknya tinggal sedikit lagi IHSG mampu menggapainya,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).
Nico menjelaskan dengan tingkat probabilitas sebesar 74%, ada potensi untuk mencapai 8.940. Namun, situasi dan kondisi ini akan tercapai apabila IHSG tidak turun lebih rendah dari 8.000 dan sentimen ekonomi juga mendukung.
Menurutnya, pergerakan di sisa tahun ini akan dipengaruhi oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral asal Amerika Serikat (AS), yakni The Fed dalam FOMC Desember 2025.
“Apalagi kalau The Fed memangkas tingkat suku bunga, kami melihat Bank Indonesia pun juga berpeluang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunganya,” ucap Nico.
Dia menilai jika suku bunga dalam negeri dipangkas, maka akan memberikan stimulus lebih besar terhadap perekonomian ke depannya. Apalagi, RAPBN 2026 juga terlihat ekspansif sehingga memberikan harapan baru.
“Sehingga memberikan harapan baru bahwa perekonomian Indonesia tahun 2026 mungkin akan benar benar terakselerasi dengan baik, apabila semua program dapat berjalan,” ucapnya.





JAKARTA.Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang terkoreksi 0,43% ke level 8.508,70 pada Jumat (28/11/2025). Hanya saja, selama sepekan IHSG masih melaju 1,12%.
Apa yang membuat IHSG melejit selama sepekan ini?Head of Research Retail MNC SekuritasHerditya Wicaksanamenyebut, pergerakan IHSG sepanjang pekan ini terutama ditopang masuknya aliran dana asing seiring rebalancing indeks MSCI yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Rebalancing tersebut membuat sejumlah saham yang masuk dalam konstituen MSCI mendapat tambahan minat beli investor asing.
"Inflow asing cukup terasa, terutama ke saham-saham yang masuk konstituen MSCI. Ini menjadi salah satu penopang utama penguatan IHSG selama sepekan," ujar Herditya kepada Kontan, Jumat (28/11/2025).
Selain arus dana asing, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga memberi kontribusi signifikan. Stabilnya kurs membuat pelaku pasar lebih percaya diri, khususnya dalam merespons sentimen global yang belakangan cenderung positif.
Dari sisi eksternal, meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed menjadi sentimen dominan. Herditya menyebut, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed kini naik ke kisaran 84%, sehingga mendorong aliran dana masuk ke aset berisiko, termasuk pasar saham Indonesia.
"Harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed membuat risk appetite meningkat. Ini turut mendorong aksi beli yang menopang IHSG," jelasnya.
Ia menambahkan, kenaikan harga sejumlah komoditas global seperti emas dan CPO juga membantu menopang kinerja IHSG pekan ini. Penguatan harga komoditas tersebut memberikan dampak positif terhadap emiten-emiten terkait yang memiliki kapitalisasi besar dan bobot signifikan dalam indeks.
"Emas dan CPO bergerak naik, sehingga saham-saham komoditas mendapat sentimen tambahan yang cukup kuat," kata Herditya.
Kombinasi faktor aliran dana asing, penguatan rupiah, ekspektasi kebijakan moneter Amerika Serikat, dan tren harga komoditas menjadi penopang utama IHSG sepanjang pekan ini. Meski ditutup melemah pada akhir pekan, Herditya menilai koreksi tersebut masih wajar mengingat adanya aksi ambil untung setelah reli beberapa hari.





KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menembus level psikologis 9.000 di akhir 2025 dinilai masih terbuka, ditopang momentum penguatan yang berlanjut dan sentimen positif dari global maupun domestik.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan peluang reli IHSG masih ada selama kondisi ekonomi global dan domestik tetap kondusif, terutama menjelang potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada bulan Desember nanti.
Menurut Nafan, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menjadi faktor penting yang menjaga kekuatan sentimen pasar. Data inflasi PCE Amerika Serikat yang akan dirilis juga menjadi indikator kunci.
“Kalau PCE berada di bawah 3%, peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga masih sangat terbuka lebar. Ini jadi bahan bakar utama buat IHSG,” ujar Nafan kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).
Dari dalam negeri, ia menilai fundamental Indonesia tetap solid dengan konsumsi domestik yang kuat, didukung pola historis 25 tahun terakhir yang menunjukkan kecenderungan bullish menjelang akhir tahun.
Periode Natal dan Tahun Baru juga berpotensi memberikan dorongan tambahan terhadap likuiditas pasar. Ia menambahkan bahwa performa saham-saham dengan kinerja keuangan kuat juga masih bisa dioptimalkan sebagai penopang indeks.
Meski peluang penguatan tetap ada, Nafan mengingatkan pentingnya mengantisipasi aksi ambil untung yang bisa muncul setelah reli panjang.
Ia menyebut bahwa window dressing masih berpotensi terjadi, selama sentimen global mendukung dan tidak ada kejutan dari kebijakan moneter Amerika Serikat.
“Kalau momentum global positif, ditambah kondisi domestik kuat, peluang IHSG menuju 9.000 masih terbuka,” tutupnya.





KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan rekor baru setelah ditutup menguat di level tertinggi di angka 8.602,13 pada Rabu (27/11/2025).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pencapaian tersebut sudah sesuai dengan proyeksi penguatan minimal yang mereka cantumkan dalam riset teknikal yang dirilis. Ia menjelaskan bahwa reli IHSG juga sempat menguji area Fibonacci cluster yang terbentuk, sehingga pergerakannya saat ini masih dianggap wajar.
“Selama IHSG masih mampu berada di atas 8.491 sebagai area support terdekatnya, maka masih terdapat peluang penguatan untuk menguji kembali 8.620 sampai 8.660,” ujar Herditya kepada Kontan, Kamis (27/11/2025). Namun ia mengingatkan bahwa bila koreksi berlanjut dan IHSG jatuh di bawah level tersebut, indeks berpotensi bergerak menuju 8.365 sampai 8.461 sebagai skenario terburuk.
Menurutnya, penguatan IHSG dalam beberapa hari terakhir didorong kombinasi faktor domestik dan global. Herditya menyebut penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi salah satu pendorong utama, selain ekspektasi investor terhadap potensi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025 mendatang.
“Saham-saham konglomerasi juga masih memberikan kontribusi terhadap pergerakan IHSG,” ujarnya.
Meski begitu, ia menilai sejumlah risiko masih perlu diwaspadai pasar. Penundaan pemangkasan suku bunga The Fed serta dinamika geopolitik global bisa menjadi pemicu tekanan pada indeks. Kendati demikian, Herditya menilai peluang window dressing dan Santa Claus rally masih terbuka hingga akhir tahun.
Menanggapi peluang IHSG menembus 9.000 pada akhir 2025, Herditya menyebut kemungkinan tersebut ada, namun belum terlalu besar.
“Melihat pergerakan weekly, IHSG belum mampu break mid channel uptrend dan dari sisi volume masih cenderung mengecil,” tuturnya. Namun, selama support kunci tetap terjaga, ruang penguatan masih bisa berlanjut.
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Pembuat Poster
Program Afiliasi
Berdagang Instrumen Keuangan Seperti Saham, Mata Uang, Komoditas, Kontrak Berjangka, Obligasi, Dana, Atau Mata Uang Kripto Adalah Perilaku Berisiko Tinggi, Termasuk Kehilangan Sebagian Atau Seluruh Jumlah Investasi Anda, Sehingga Perdagangan Tidak Cocok Untuk Semua Investor.
Anda Harus Melakukan Uji Tuntas Anda Sendiri, Menggunakan Penilaian Anda Sendiri, Dan Berkonsultasi Dengan Penasihat Yang Memenuhi Syarat Saat Membuat Keputusan Keuangan Apa Pun. Konten Situs Web Ini Tidak Ditujukan Kepada Anda, Situasi Keuangan Atau Kebutuhan Anda Juga Tidak Diperhitungkan. Informasi Yang Terdapat Di Situs Web Ini Belum Tentu Tersedia Secara Waktu Nyata, Juga Belum Tentu Akurat. Setiap Pesanan Atau Keputusan Keuangan Lainnya Yang Anda Buat Sepenuhnya Menjadi Tanggung Jawab Anda Dan Anda Tidak Boleh Bergantung Pada Informasi Apa Pun Yang Disediakan Melalui Situs Web. Kami Tidak Memberikan Jaminan Apa Pun Untuk Informasi Apa Pun Di Situs Web Dan Tidak Bertanggung Jawab Atas Kerugian Transaksi Apa Pun Yang Mungkin Timbul Dari Penggunaan Informasi Apa Pun Di Situs Web.
Dilarang Menggunakan, Menyimpan, Menggandakan, Menampilkan, Memodifikasi, Menyebarluaskan Atau Mendistribusikan Data Yang Terdapat Dalam Situs Web Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Situs Web Ini. Semua Hak Kekayaan Intelektual Dilindungi Oleh Pemasok Dan Bursa Yang Menyediakan Data Yang Terdapat Di Situs Web Ini.
Tidak Masuk
Masuk untuk mengakses lebih banyak fitur

Anggota FastBull
Belum
Pembelian
Masuk
Daftar