3 Alasan Mengapa Harga Ethereum Bisa Mencapai Puncaknya di Bulan Terlemahnya

Bitcoin Indonesia, organisasi nirlaba yang bertujuan memberikan pemahaman fundamental secara gratis ke masyarakat terkait BTC, baru saja menggelar Bitcoin Indonesia Conference 2025 di Bali. Hajatan perdana yang diinisiasi oleh Bitcoin Indonesia itu sukes menarik sekitar 500 peserta untuk berpartisipasi dalam event yang menjadi bagian dari Bitcoin Week Bali itu.

Co-Founder Bitcoin Indonesia, Dimas Surya Alfaruq menjelaskan kepada BeInCrypto. Acara tersebut bertujuan untuk mendorong adopsi lokal Bitcoin. Hal itu menjadi menarik lantaran selama ini banyak gelaran kripto yang justru menyasar komunitas internasional sebagai target pasarnya.

Sebagai catatan, meskipun tergolong baru menjadi inisiator dalam gelaran konferensi Bitcoin. Dimas mengakui bahwa melalui Indonesia Bitcoin Community, konferensi Bitcoin tersebut sudah berjalan sejak beberapa tahun ke belakang.

“Dulu jumlah pesertanya bisa mencapai 1.000 orang, namun itu hanya bersifat echo chamber. Tidak ada efek ke orang Indonesia. Nah sekarang kami fokus ke orang Indonesia,” jelas Dimas.

Oleh karena itu, perihal edukasi dan juga peningkatan literasi menjadi fokus Bitcoin Indonesia untuk terus memberikan pemahaman tentang Bitcoin.

• Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin 2025, 2026, 2030

Pemberdayaan dan Kedaulatan

Melalui gelaran ini, komunitas Bitcoin Indonesia ingin mendorong narasi tentang pemberdayaan Bitcoin dan juga kedaulatan keuangan melalui Bitcoin meluas. Karena menurutnya, jawara kripto itu bukan hanya mata uang digital. Melainkan sebuah tools untuk mencapai kedaulatan finansial.

Setiap holder Bitcoin atau yang terkenal dengan sebutan Bitcoiner, memiliki keleluasaan untuk menentukan BTC miliknya sendiri.

Nah dalam pengamatannya, jumlah Bitcoiner di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Menggambarkan bahwa minat dan pemahaman masyarakat terhadap Bitcoin makin berkembang. Oleh karena itu, Dimas mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang menunjukkan keberpihakan terhadap aset digital. Termasuk BTC.

Menurutnya, meskipun aset kripto nomor wahid itu tidak diperkenankan untuk menjadi alat transaksi. Lantaran berbenturan dengan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang. Tetapi sejumlah kebijakan mengalir untuk mendukung ekosistem aset kripto di tanah air. Seperti revisi tarif pajak yang belum lama ini rilis.

Berangkat dari hal itu, Dimas percaya bahwa kebangkitan kripto di Asia akan bermula di Indonesia. Khususnya Bali. Kepercayaan itu bukanlah tanpa alasan. Mengingat Bali sendiri sejak lama sudah mendapatkan julukan sebagai Bitcoin Island, dan jangan juga lupa hampir seluruh gelaran kripto internasional dihelat di Bali.

Bitcoin mencoba pulih setelah volatilitas baru-baru ini, dengan harga stabil di atas level support kunci.

Raja aset kripto ini mendapat manfaat dari kondisi pasar yang lebih stabil, namun tanda-tanda menunjukkan fase konsolidasi daripada reli yang berkepanjangan. Tren historis menunjukkan Bitcoin mungkin memasuki periode pendinginan yang sudah dikenal.

Risiko Bitcoin Sedang Berkurang

Indikator risiko kuantile pasokan menyoroti perkembangan ini. Reli Bitcoin pada pertengahan Agustus ke level tertinggi baru menandai fase euforia multi-bulan ketiga dari siklus ini, ditandai dengan momentum yang melonjak yang menempatkan hampir semua pasokan dalam keuntungan. Perilaku ini tercermin oleh basis biaya kuantile 0,95, di mana 95% pasokan memegang keuntungan yang belum direalisasi.

Fase euforia terbaru berlangsung sekitar 3,5 bulan sebelum permintaan menunjukkan kelelahan. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan antara basis biaya kuantile 0,85 dan 0,95, atau sekitar US$104.100 hingga US$114.300. Secara historis, rentang ini berfungsi sebagai koridor konsolidasi setelah puncak euforia, menghasilkan aksi harga sideways saat pembeli dan penjual seimbang.

Ingin lebih banyak wawasan token seperti ini? Daftar untuk Newsletter Harian Crypto Editor Harsh Notariya di sini.

Persentase pasokan holder jangka pendek yang dalam keuntungan memberikan kejelasan lebih lanjut. Saat Bitcoin turun ke US$108.000, bagian pasokan jangka pendek yang dalam keuntungan anjlok dari di atas 90% menjadi hanya 42%. Pembalikan tajam ini mencerminkan penjualan yang didorong oleh ketakutan, fitur umum dari pasar yang terlalu panas.

Setelah penurunan tersebut, penjual yang kelelahan mendorong rebound ke US$112.000. Saat ini, lebih dari 60% holder jangka pendek kembali dalam keuntungan, kondisi netral dibandingkan dengan ekstrem baru-baru ini. Namun, kepercayaan tetap rapuh.

Pemulihan berkelanjutan di atas US$114.000–US$116.000, di mana lebih dari 75% pasokan holder jangka pendek akan menguntungkan, diperlukan untuk memulihkan permintaan yang lebih kuat.

Harga BTC Mungkin Mengalami Konsolidasi Berkepanjangan

Bitcoin melintasi resistance US$112.500 adalah hal yang menggembirakan, memberikan jalan menuju US$115.000. Level ini penting untuk menarik aliran modal baru, yang akan memvalidasi pemulihan dan meningkatkan kemungkinan momentum naik yang berkelanjutan.

Namun, pola historis menunjukkan konsolidasi tetap mungkin terjadi. Bitcoin mungkin menetap di bawah US$115.000 atau turun di bawah US$112.500, dengan aksi harga sideways mendominasi jangka pendek saat pasar menyerap volatilitas baru-baru ini.

Jika pengambilan keuntungan meningkat, Bitcoin bisa menghadapi penurunan yang lebih tajam. Penurunan kembali ke US$110.000, atau bahkan kehilangan dukungan ini, akan melemahkan sentimen dan membatalkan tesis bullish, meninggalkan BTC rentan terhadap konsolidasi yang berkepanjangan atau penurunan lebih lanjut.

Data on-chain terbaru dari Binance menunjukkan perbedaan signifikan dalam aktivitas whale antara Bitcoin dan Ethereum . Ini menyoroti sentimen pasar yang kontras saat kehati-hatian investor meningkat.

Sementara holder besar BTC menunjukkan perilaku yang bertentangan, whale ETH menunjukkan strategi yang seragam, dengan konsisten menarik dana dari exchange. Perbedaan ini menyoroti bagaimana investor besar memperlakukan dua aset kripto terbesar ini secara berbeda.

Bitcoin Hadapi Tarik Ulur Whale Sementara Ethereum Maju Terus

Dua kelompok whale muncul: satu (dengan transfer tunggal antara US$10–100 juta) secara konsisten menyetor BTC, sementara yang lain (transfer lebih dari US$100 juta) menarik koin. Tindakan mereka yang berlawanan menciptakan tarik-menarik, meskipun tekanan jual saat ini mendominasi.

Sebaliknya, Binance mengalami arus keluar tajam sebesar 1,616 juta ETH selama periode yang sama. Kedua kelompok whale yang sama—kelompok whale US$10 juta hingga US$100 juta dan di atas US$100 juta—bertindak sejalan, menarik ETH dari Binance.

Perilaku seragam ini mengurangi potensi tekanan jual dan menunjukkan preferensi di antara investor besar untuk ETH dibandingkan BTC dalam lingkungan pasar saat ini.

Jadi, perpecahan whale BTC mungkin mencerminkan ketidakpastian atau strategi lindung nilai di tengah kondisi yang bergejolak. Sementara itu, penarikan ETH yang seragam dan penurunan saldo exchange sejalan dengan sinyal akumulasi. Ini menunjukkan kepercayaan pada nilai jangka panjangnya.

Indikator on-chain tambahan menunjukkan arah yang sama. Menurut analis Cas Abbé, Exchange Flux Balance Ethereum telah jatuh ke wilayah negatif untuk pertama kalinya dalam catatan.

Data sekarang menunjukkan arus keluar bersih ETH di seluruh platform perdagangan utama, dengan miliaran yang dihapus. Ini berarti bahwa pasokan yang tersedia menyusut meskipun harga bertahan di atas US$5.500.

Abbé menjelaskan bahwa secara historis, saldo negatif semacam itu telah menandakan pergeseran struktural: tekanan jual mereda, holder jangka panjang menyerap pasokan, dan puncak pasar cenderung terbentuk hanya setelah tren ini berbalik tajam—bukan pada awalnya.

Seiring tekanan jual menurun, permintaan di sisi beli juga meningkat. Data dari firma analitik blockchain Lookonchain menunjukkan bahwa whale dan institusi membeli sekitar 218.750 ETH (sekitar US$942,8 juta) hanya dalam dua hari.

Di antara pergerakan terbesar, Bitmine mengakuisisi 69.603 ETH (≈US$300 juta) dari BitGo dan Galaxy Digital. Selain itu, lima wallet yang baru dibuat membeli total 102.455 ETH (≈US$441,6 juta) melalui FalconX.

Analis Ted Pillows menyoroti tren serupa, mencatat bahwa tiga wallet yang baru dibuat membeli sekitar US$148,9 juta dalam bentuk ETH. Akumulasi yang stabil oleh whale memperkuat pola yang lebih luas dari investor besar yang mengonsolidasikan posisi Ethereum mereka.

Bersama dengan pembelian institusional baru-baru ini, data menunjukkan kepercayaan yang berkelanjutan di antara pemain berkantong tebal, meskipun sentimen pasar secara keseluruhan tetap berhati-hati.

Setelah lebih dari sebulan antrean unstaking ETH meningkat tajam, terjadi pembalikan pada September 2025. Antrean Masuk telah melampaui Antrean Keluar, menandakan kepercayaan yang kuat terhadap ekosistem Ethereum.

Perubahan ini memperkuat permintaan untuk staking ETH pada saat altcoin menunjukkan tanda-tanda mengungguli Bitcoin.

Hampir 960.000 ETH dalam Antrian Masuk

Menurut data Validator Queue, Antrean Masuk saat ini memegang 959.717 ETH dan memiliki waktu tunggu sekitar 16 hari. Sebaliknya, Antrean Keluar hanya memegang 821.293 ETH dengan waktu tunggu 14 hari.

Antrean staking Ethereum menggambarkan proses di mana siapa pun yang ingin menjadi validator harus menunggu giliran setelah mengunci ETH.

Sebelumnya, BeInCrypto memperingatkan tentang peningkatan ETH dalam antrean unstaking. Namun, grafik menunjukkan penurunan pada bulan September. Sementara itu, volume ETH yang menunggu untuk di-stake tumbuh lebih cepat.

Pembalikan ini meredakan kekhawatiran sebelumnya bahwa harga ETH mungkin menghadapi tekanan jual dari volume unstaking yang meningkat. Sebaliknya, aliran modal baru ke staking menunjukkan bahwa komunitas tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Ethereum.

OnchainLens mengamati contoh yang menonjol: Sebuah wallet dari era ICO Ethereum men-stake 150.000 ETH, senilai US$656 juta, setelah delapan tahun tidak aktif.

Sebaliknya, wallet whale Bitcoin yang lama tidak aktif baru-baru ini menjadi aktif, dengan satu wallet berusia 13 tahun mentransfer 80.000 BTC, senilai lebih dari US$9 miliar, untuk dijual. Sementara itu, wallet Ethereum semakin bergerak menuju staking, yang menyoroti perbedaan yang jelas antara dua aset kripto terkemuka ini.

Data CryptoQuant menunjukkan tren naik yang kuat dalam ETH yang di-stake sejak pertengahan 2025. Totalnya naik dari 34,5 juta ETH pada bulan Mei menjadi lebih dari 36 juta saat ini. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan ETH yang saat ini menunggu dalam antrean staking.

Everstake.eth menjelaskan tiga alasan utama mengapa lebih banyak ETH di-stake. Pertama, banyak investor percaya pada nilai jangka panjang Ethereum dan ingin mengamankannya. Kedua, harga ETH yang meningkat dan biaya gas yang sangat rendah membuat staking lebih menarik. Akhirnya, lebih banyak perusahaan dan dana yang bergabung dengan staking Ethereum, menyalurkan dana yang lebih besar ke dalam jaringan.

Setelah berbulan-bulan aliran masuk yang konsisten, pasar ETF Ethereum spot AS menunjukkan tanda-tanda perubahan, dengan modal mengalir keluar selama empat hari perdagangan berturut-turut.

Menurut platform layanan data on-chain Soso Value, pasar ETF Ethereum spot AS mengalami arus keluar bersih sebesar US$167,41 juta pada hari Kamis, membawa harga ETH ditutup pada US$4.275.

ETHA Berdiri Sendiri dengan Inflow: Semua Lainnya Outflow

Pendorong utama arus keluar adalah FETH milik Fidelity, yang melihat US$216,68 juta modal investasi keluar dari dana tersebut. ETHW milik Bitwise juga mencatat arus keluar bersih yang signifikan sebesar US$45,66 juta. ETHA milik BlackRock adalah satu-satunya dana yang mempertahankan arus positif, dengan arus masuk bersih sebesar US$148,8 juta.

Ini menandai hari keempat berturut-turut arus keluar untuk pasar ETF Ethereum spot. Tren ini dimulai pada 29 Agustus dengan arus keluar bersih sebesar US$164,64 juta, diikuti oleh US$135,37 juta pada 2 September, dan US$38,24 juta pada 3 September.

Perusahaan DAT Lanjutkan Akumulasi

Selama lima bulan terakhir, lonjakan modal dari ETF spot dan pembelian agresif oleh perusahaan Digital Asset Treasury (DAT) menjadi dua mesin utama, mendorong harga Ethereum naik lebih dari 2,5 kali dari titik terendah sebelumnya.

Meski aliran ETF telah berbalik, perusahaan DAT tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Bitmine, perusahaan publik dengan kepemilikan ETH terbesar, membeli 78.000 ETH pada 28 Agustus dan 74.300 lagi pada hari Selasa. SharpLink Gaming membeli 39.000 ETH pada hari yang sama, sementara The Ether Machine mengumpulkan 150.000 ETH pada hari Selasa.

Meski pembelian dari pemain institusional terus berlanjut, arus keluar empat hari terakhir dari ETF spot bertepatan dengan penurunan harga ETH sebesar 1,4%. Ini menunjukkan bahwa arus keluar ETF sangat mempengaruhi sentimen investor jangka pendek, menciptakan kebuntuan dalam harga yang sebelumnya mengalami reli kuat selama berbulan-bulan.

Semua mata kini tertuju pada laporan Non-Farm Payroll (NFP) AS hari Jumat. Jika angka NFP lebih rendah dari ekspektasi, ini bisa membangkitkan harapan bahwa Federal Reserve akan memulai pemotongan suku bunga berturut-turut. Pasar kini menunggu untuk melihat apakah sinyal ekonomi makro ini dapat membalikkan tren arus keluar dan menghidupkan kembali pasar ETF Ethereum spot.

Harga Bitcoin pada perdagangan hari ini memperlihatkan kinerja yang menarik. Data CoinGecko mengungkap jawara kripto itu pada saat penulisan berada di kisaran US$112.000, naik 1,2% dalam 24 jam terakhir. Pergerakan itu terjadi di tengah meningkatnya optimisme pasar jelang keputusan suku bunga The Fed yang bakal rilis di 17 September mendatang. Membuka peluang rebound untuk berpijak ke kisaran US$120.000 di akhir bulan ini.

September yang selama ini selalu menghantui pelaku pasar melalui September Effect-nya, sepertinyaakan berlaku berbeda di tahun ini. Berdasarkan data CoinGecko, Bitcoin sempat menyentuh US$112.965, sebelum akhirnya bergerak stabil di kisaran US$112.167.

Aksi harga itu membuat BTC mempertahankan posisinya dalam dukungan bullish. Sekaligus menegaskan bahwa titik US$112.000 sebagai area likuiditas utama di bursa.

Sementara itu, data Coinglass memperlihatkan bahwa sebagian besar likuiditas di area US$112.000 telah terserap. Dengan target selanjutnya berada di US$114.000. Situasi itu menunjukkan adanya upaya pasar untuk merebut kembali support utama setelah menyentuh level terendah mingguan di US$107.270.

• Baca Juga: Prediksi Harga Bitcoin 2025, 2026, 2030

BTC Lawan Kutukan September

Merespons hal itu, analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur melihat bahwa meskipun “Red September” membayangi, faktor makroekonomi berpotensi mengubah arah pasar.

“Bitcoin saat ini sedang menguji support kuat di kisaran US$105.000 sampai US$110.000. Jika area ini mampu bertahan, risiko untuk jatuh ke US$100.000 relatif kecil,” jelas Fyqieh melalui keterangan resmi.

Justru sebaliknya, peluang rebound bagi Bitcoin cukup terbuka. Utamanya dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang mencapai probabilitas 87% menurut CME FedWatch.

Ia menambahkan bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar biasanya akan melemahkan dolar AS dan mendorong aliran likuiditas global ke aset berisiko, termasuk kripto.

“Level psikologis US$100.000 memang menjadi area yang banyak menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Namun, dukungan dari momentum makro dan semakin besarnya arus dana institusi melalui ETF Bitcoin spot bisa memperkuat narasi bullish. Kami melihat target US$115.000 hingga US$120.000 di akhir September tetap realistis,” tambahnya.

• Baca Juga: Bitcoin Indonesia Diundang Kantor Wakil Presiden, Bahas Apa?

Makin Optimistis Saat Harga Emas Cetak ATH

Menurut Fyqieh, ada beberapa faktor yang akan menjadi penentu arah harga Bitcoin pada bulan ini. Pertama, keputusan The Fed terkait suku bunga, yang jika benar-benar terpangkas dapat menjadi katalis besar untuk mendorong harga kripto.

Kedua, meningkatnya arus modal akibat melemahnya dolar AS yang berpotensi memberi napas segar bagi pasar kripto melalui likuiditas global.

Faktor lain yang juga penting adalah tren institusional, di mana ETF Bitcoin spot yang semakin aktif bergerak menunjukkan minat investor institusi yang terus bertumbuh. Selain itu, tekanan musiman “September effect” memang masih membayangi, namun tren rebound pasca-koreksi di Agustus bisa menjadi pondasi pergerakan positif.

Optimisme pasar juga diperkuat dengan emas yang berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa, sehingga mempertegas posisi Bitcoin sebagai aset lindung nilai makro.

“Secara keseluruhan, meskipun pasar saat ini bergerak sideways dan penuh kehati-hatian, kami melihat prospek Bitcoin di September 2025 tidak sepenuhnya bearish. Justru ada peluang besar untuk mematahkan kutukan ‘Red September’ untuk tahun ketiga berturut-turut,” pungkas Fyqieh.