Kutipan
Berita
Analisis
Pengguna
24/7
Kalender Ekonomi
Pendidikan
Data
- Nama
- Nilai Terbaru
- Sblm.












Akun Sinyal untuk Anggota
Semua Akun Sinyal
Semua Kontes



Meksiko Indeks Keyakinan Konsumen (Nov)S:--
P: --
S: --
Kanada Tingkat Pengangguran (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Kanada Partisipasi Ketenagakerjaan (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja Paruh Waktu (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Kanada Jumlah Tenaga Kerja Permanen (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pendapatan Pribadi MoM (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE YoY (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE MoM (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pengeluaran Pribadi MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga PCE Inti MoM (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga PCE Inti YoY (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Inflasi 5-Tahun U.Mich YoY (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pengeluaran Konsumsi Pribadi Riil MoM (Sep)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Ekspektasi Inflasi 5-10-Tahun (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Status Saat Ini UMich (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Keyakinan Konsumen UMich (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Proyeksi Inflasi 1thn - UMich (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Indeks Ekspektasi Konsumen - UMich (Des)S:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Total Pengeboran MingguanS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Total Nilai Pengeboran Bahan Bakar Fosil MingguanS:--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Awal Biaya Tenaga Kerja Per Unit (Penyesuaian Per Kuartal) (kuartal 3)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Pinjaman Konsumsi (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)S:--
P: --
S: --
China, Daratan Cadangan Devisa (Nov)S:--
P: --
S: --
China, Daratan Nilai Ekspor YoY (USD) (Nov)--
P: --
S: --
China, Daratan Nilai Impor YoY (CNY) (Nov)--
P: --
S: --
China, Daratan Nilai Impor YoY (USD) (Nov)--
P: --
S: --
China, Daratan Nilai Impor (CNY) (Nov)--
P: --
S: --
China, Daratan Akun Perdagangan (CNY) (Nov)--
P: --
S: --
China, Daratan Ekspor (Nov)--
P: --
S: --
Jepang Upah MoM (Okt)--
P: --
S: --
Jepang Akun Perdagangan (Okt)--
P: --
S: --
Jepang Revisi PDB Nominal QoQ (kuartal 3)--
P: --
S: --
Jepang Neraca Perdagangan (Penyesuaian Per Kuartal) (Data Bea Cukai) (Okt)--
P: --
S: --
Jepang Revisi PDB Tahunan QoQ (kuartal 3)--
P: --
China, Daratan Nilai Ekspor YoY (CNH) (Nov)--
P: --
S: --
Jerman Output Industri MoM (Penyesuaian Per Kuartal) (Okt)--
P: --
S: --
Zona Euro Indeks Keyakinan Investor Sentrix (Des)--
P: --
S: --
Kanada Indikator Utama MoM (Nov)--
P: --
S: --
Kanada Indeks Keyakinan Ekonomi Nasional--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Harga Komoditas PCE Dallas Fed YoY (Sep)--
P: --
S: --
China, Daratan Akun Perdagangan (USD) (Nov)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Yield Lelang Uang Kertas 3 Tahun.--
P: --
S: --
U.K. Total Penjualan Ritel BRC YoY (Nov)--
P: --
S: --
U.K. Tingkat Penjualan Ritel Sejenis BRC YoY (Nov)--
P: --
S: --
Australia Bunga Pinjaman Semalam--
P: --
S: --
Pernyataan Suku Bunga RBA
Konferensi Pers RBA
Jerman Ekspor MoM (SA) (Okt)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Indeks Kepercayaan Industri Kecil NFIB (Penyesuaian Per Kuartal) (Nov)--
P: --
S: --
Meksiko IHK Inti YoY (Nov)--
P: --
S: --
Meksiko Inflasi 12 Bulan (CPI) (Nov)--
P: --
S: --
Meksiko Indeks Harga Produsen (IHP) YoY (Nov)--
P: --
S: --
Meksiko IHK YoY (Nov)--
P: --
S: --
Amerika Serikat Nilai Penjualan Bisnis Retail Mingguan Redbook YoY--
P: --
S: --


Tidak Ada Data Yang Cocok
Opini Terbaru
Opini Terbaru
Topik Populer
Kolumnis Teratas
Terbaru
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Program Afiliasi
Lihat Semua

Tidak ada data





Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal dipengaruhi oleh hasilrapat Federal Open Market Committee (FOMC). Di mana, The Fed diproyeksikan berpotensi memangkas suku bunga acuannya.
Pengamat Pasar Modal & Co-Founder Pasar Dana Hans Kwee menuturkan walaupun data ekonomiAmerika Serikat (AS) yang dirilis pasca penutupan pemerintah 43 hari cukup beragam, tetapi tetapmendukung pemangkasan bunga 25 basis point (bps).
Hansmencermati probabilitas pemotongan bunga Desember 2025 tetap tinggi, naik signifikan hanya dalam satu bulan terakhir. Pelaku pasar menantikan komentar pejabat the Fed pasca pertemuan Desember 2025.
“The Fed berpotensi memotong bunga sebesar 25 bps, tetapi pasar sudah price in kebijakan ini,” kata Hanskepada KONTAN, Minggu (7/12/2025).
Hal tersebut telah tercermin pada pergerakan IHSG yang terus mencetak rekor tertinggi baru, bahkan menembus level psikologis baru. Pada akhir perdagangan Jumat (4/12), IHSG parkir di level 8.632,716.
Dalam sepekan terakhir, IHSG mampu menguat 1,46%. Penguatan tersebut turut didorong oleh aliran dana asing. Di mana, dalam sepekan terakhir asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,09 triliun di seluruh pasar.
Setali tiga uang, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan tren penguatan indeks masih ditopang kombinasi faktor global. Di mana, probabilitas pemangkasan pemangkasan suku bunga The Fed naik di atas 85%.
Menurutnya, optimisme investor kini banyak dipengaruhi ekspektasi kebijakan moneter AS yang lebih dovish. Sentimen tersebut diperkuat oleh inflasi AS yang kembali berada di bawah 3% serta melemahnya pasar tenaga kerja.
“Penguatan IHSG sangat dipengaruhi oleh sentimen positif dari optimisme pemangkasan suku bunga The Fed, apalagi peluangnya di atas 85%,” kata Nafan.
Selain faktor eksternal, data makro domestik yang akan dirilis, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel yang diproyeksi memberi dukungan tambahan terhadap pergerakan pasar.
Nafan juga menyoroti dinamika IPO yang meningkat menjelang akhir tahun, yang berpotensi mendorong kapitalisasi pasar. Menurut dia, gelaran IPO akan menjadi pendorong bagi IHSG.
“Berbagai sentimen positif ini turut membuka peluang terjadinya window dressing dan Santa Claus Rally. Mengingat tren historis IHSG yang cenderung bullish dalam 25 tahun terakhir,” ucapnya.
Namun sebelum bisa lanjut menguat sampai akhir tahun, IHSG rawan mengalami koreksi pada pekan ini. Lantaran, IHSG sudah melaju cukup kencang sejak awal Desember 2025.
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila memproyeksikan, IHSG rawan mengalami koreksi akibat aksi profit taking. Untuk itu, dia menyarankan investor agar waspada.
“Waspada akan ada profit taking terlebih dahulu karena pasar juga akan mencermati potensi penurunan suku bunga acuan AS yang probabilitas penurunannya semakin besar,” tutur Indy.
Dia memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 8.500–8.600 untuk sepekan ke depan. Senada, Hans juga memperkirakan IHSG akan konsolidasi melemah dengan support di level 8.591–8.493 dan resistance di level 8.689–8.750.
Sementara, Nafan memproyeksikan IHSG akan menguji support di level 8.600–8.553 dalam sepekan dengan resistance di 8.666–8.706. Adapun saham pilihannya jatuh pada ANTM, ARCI, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BRMS, BRPT, ELSA, EMTK, ENRG, JPFA, MEDC, MYOR, PGAS, SCMA, UNVR.





KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sekuritas mulai memproyeksikan IHSG bergerak menuju area 9.000 hingga 10.000 pada tahun 2026. Hal itu, seiring ekspektasi penurunan suku bunga global dan pemulihan ekonomi.
Investment Analyst Edvisor Provina VisindoIndy Naila mengatakan,proyeksi tersebut cukup realistis selama ada dukungan katalis ekonomi dan sektoral.
Indy bilang, IHSG berpotensi mencapai kisaran 9.000 sampai 9.500 pada tahun 2026 mendatang dengan salah satu pendorong utamanya adalah penurunan suku bunga yang dapat menggerakkan aktivitas ekonomi dan memperbaiki sentimen pasar.
“IHSG bisa mencapai level sekitar 9.000 - 9.500 menurut proyeksi kami, dengan keadaan suku bunga turun sehingga harapan ada pendorong ekonomi serta ke sektoril juga,” kata Indy kepada Kontan, Jumat (5/12/2025).
Menurutnya, sejumlah sektor berpeluang unggul tahun depan. Sektor perbankan, konsumer, bahan baku, dan properti diperkirakan masih dapat mencatat pertumbuhan positif seiring potensi peningkatan daya beli masyarakat.
“Sektor perbankan, konsumer, bahan baku dan properti berpotensi tumbuh di 2026 dengan harapan daya beli meningkat,” jelasnya.
Dari sisi emiten, Indy menyoroti beberapa saham yang dinilai menarik untuk dikoleksi pada 2026. Yakni, MIKA dinilai memiliki prospek kuat berkat perbaikan operating income dan sales growth. Selain itu, BMRI dan BBCA juga tetap atraktif karena sektor perbankan berada dalam tren positif, ditambah potensi stimulus pemerintah dan daya tarik dividen.
“MIKA menarik karena dari sisi operating income dan sales growth pertumbuhannya membaik. Lalu BMRI dan BBCA juga menarik karena sektor perbankan positif, harapan juga ada stimulus penggerak ekonomi dari pemerintah yang bisa mendorong kinerja keuangan. Ditambah lagi biasanya BMRI dan BBCA menawarkan dividen menarik,” tutur Indy.
Meski prospek 2026 terlihat menjanjikan, investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko. Indy menilai kekhawatiran inflasi pangan, pelemahan daya beli, perlambatan ekonomi, serta potensi arus dana asing yang berpindah ke emerging markets lain dapat membatasi ruang apresiasi IHSG.
“Kekhawatiran ada inflasi yang naik karena harga pangan dan daya beli yang melemah sehingga ada perlambatan ekonomi, serta potensi arus dana asing yang lebih memilih emerging markets lain,” tutup Indy.





Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan Kamis (4/12/2025), ditopang aliran dana asing yang mencatat pembelian bersih (net buy) jumbo mencapai Rp 1,7 triliun di seluruh pasar.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui RTI, IHSG ditutup naik 0,33% atau 28,40 poin ke level 8.640,19.
Sepanjang sesi, indeks bergerak stabil di zona hijau dalam rentang 8.606–8.650.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas Jumat (5/12), Begini Rekomendasi Analis
Aktivitas perdagangan juga terbilang ramai. Total volume transaksi mencapai 51,36 miliar saham dengan nilai perdagangan Rp 21,19 triliun.
Sebanyak 358 saham menguat, 302 saham melemah, sementara 140 saham lainnya stagnan.IHSG Makin Bersinar Hari ini, 10 Saham LQ45 dengan PER Terendah & Tertinggi 4 Desember 2025© 2025 Konten oleh Kontan
Lonjakan minat beli investor asing menjadi salah satu pendorong utama penguatan indeks.
Namun di tengah kenaikan IHSG, investor asing tampak banyak melepas saham-saham big caps perbankan.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguji Resistance pada Jumat (5/12), Simak Rekomendasinya
Berikut 10 saham net sell terbesar asing pada Kamis (4/12)
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 242,62 miliar
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 174,61 miliar
3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 65,58 miliar
4. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp 47,13 miliar
5. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (BRMS) Rp 47,13 miliar
6. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) Rp 40,11 miliar
7. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 39,32 miliar
8. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp 38,17 mliar
9. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) Rp 34,9 miliar
10. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Rp 16,61 miliar





KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada perdagangan Kamis (4/12/2025). Setelah Rabu (3/12/2025), IHSG ditutup melemah tipis 0,061% ke level 8.611,79 setelah sempat mencetak rekor tertinggi baru (ATH) di area 8.660-an.
Meski hari ini terkoreksi, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai tren kenaikan IHSG masih terjaga. “Secara teknikal IHSG masih berada dalam fase uptrend. MA20 dan MA60 telah berada dalam positive crossover, sementara Stochastics K_D dan RSI menunjukkan sinyal positif,” ujar Nafan kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).
Nafan memproyeksikan support IHSG di 8.553 dan 8.506, sementara resistance berada di 8.666 dan 8.706. Nafan merekomendasikan strategi accumulate selected stocks, buy on dip, serta menerapkan manajemen risiko secara disiplin.
Nafan menambahkan, pasar turut memfaktorkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025 yang meningkat ke sekitar 89%.
Sementara itu, OECD memperkirakan ekonomi global tetap resilien di tengah tensi perdagangan dan geopolitik, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2% pada 2025 dan 2,9% pada 2026. Untuk Indonesia, pertumbuhan diperkirakan stabil di 5% pada 2025 dan 2026, sebelum naik ke 5,1% pada 2027.
Sementara itu, Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai IHSG masih rawan terkoreksi meski kecenderungan utama tetap positif. “IHSG sudah mencapai target di area 8.660-an dan kemudian ditutup terkoreksi tipis. Koreksi terjadi di tengah penguatan rupiah dan mayoritas bursa global, namun terbebani sektor basic materials dan finansial,” jelas Herditya.
Untuk perdagangan Kamis, Herditya memperkirakan support IHSG berada di 8.576 dengan resistance 8.625. Ia menilai pelemahan harga emas serta rilis data manufaktur AS masih bisa menekan short-term sentiment.
Untuk saham pilihan, Herditya merekomendasikan BRPT pada rentang Rp3.640-Rp3.950 per saham, ESSA pada Rp660-Rp700 per saham, serta INCO pada Rp4.160-Rp4.290 per saham.





Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tancap gas usai Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai menteri keuangan. Bahkan, baru-baru ini IHSG berhasil menyentuh level psikologis baru di 8.600.
Pada sesi pertama perdagangan Rabu (3/12/2025), IHSG parkir di level 8.635,11. Ini menguat 0,21% atau naik 18,06 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya di posisi 8.617,04.
Dengan kenaikan indeks tersebut, kapitalisasi pasar alias market cap IHSG mencapai Rp 15.878,17 triliun. Adapun sepanjang sesi pertama, nilai transaksimencapai Rp 11,76 triliun.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan, IHSG sudah mencetak rekor tertinggibaru alias all time high (ATH) sebanyak 22 kali sepanjang 2025 berjalan ini.
“Tapi menariknya, 21 kali terjadi di zaman menteri keuangan baru. Jadi bisa dibayarkan bagaimana dampak persepsi investor terhadap ekonomi Indonesia,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapatan dengan Komisi XI, Rabu (3/12/2025).
Iman bilang dalam tiga bulan terakhir juga sudah mulai terlihat capital inflow. Adapun investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 23,87 triliun dalam tiga bulan terakhir.
Alhasil, net sell asing sepanjang tahun ini menciut menjadi Rp 29,52 triliun. Padahal, kata Iman, net sellinvestor asing secara akumulasi pernah mencapai di kisaran Rp 59 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati dengan tembusnya level psikologis baru di 8.600. Dia masih menanti untuk IHSG mencapai level 8.660.
“Kami masih menanti level 8.660 dapat tercapai dan tampaknya tinggal sedikit lagi IHSG mampu menggapainya,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).
Nico menjelaskan dengan tingkat probabilitas sebesar 74%, ada potensi untuk mencapai 8.940. Namun, situasi dan kondisi ini akan tercapai apabila IHSG tidak turun lebih rendah dari 8.000 dan sentimen ekonomi juga mendukung.
Menurutnya, pergerakan di sisa tahun ini akan dipengaruhi oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral asal Amerika Serikat (AS), yakni The Fed dalam FOMC Desember 2025.
“Apalagi kalau The Fed memangkas tingkat suku bunga, kami melihat Bank Indonesia pun juga berpeluang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunganya,” ucap Nico.
Dia menilai jika suku bunga dalam negeri dipangkas, maka akan memberikan stimulus lebih besar terhadap perekonomian kedepannya. Apalagi, RAPBN 2026 juga terlihat ekspansif sehingga memberikan harapan baru.





Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis baru. Di mana, IHSG menutup perdagangan Selasa (2/12) dengan menguat 0,80% ke posisi 8.617,04.
Sepanjang hari, IHSG bergerak di rentang 8.625,63 sampai dengan 8.546,69. Nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 21,92 triliun. Kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp 15.842,47 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati dengan tembusnya level psikologis baru di 8.600, Nico menyebut pihaknya masih menantiIHSG untuk mencapai titik 8.660.
“Kami masih menanti level 8.660 dapat tercapai dan tampaknya tinggal sedikit lagi IHSG mampu menggapainya,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).
Nico menjelaskan dengan tingkat probabilitas sebesar 74%, ada potensi untuk mencapai 8.940. Namun, situasi dan kondisi ini akan tercapai apabila IHSG tidak turun lebih rendah dari 8.000 dan sentimen ekonomi juga mendukung.
Menurutnya, pergerakan di sisa tahun ini akan dipengaruhi oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral asal Amerika Serikat (AS), yakni The Fed dalam FOMC Desember 2025.
“Apalagi kalau The Fed memangkas tingkat suku bunga, kami melihat Bank Indonesia pun juga berpeluang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunganya,” ucap Nico.
Dia menilai jika suku bunga dalam negeri dipangkas, maka akan memberikan stimulus lebih besar terhadap perekonomian ke depannya. Apalagi, RAPBN 2026 juga terlihat ekspansif sehingga memberikan harapan baru.
“Sehingga memberikan harapan baru bahwa perekonomian Indonesia tahun 2026 mungkin akan benar benar terakselerasi dengan baik, apabila semua program dapat berjalan,” ucapnya.





JAKARTA.Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang terkoreksi 0,43% ke level 8.508,70 pada Jumat (28/11/2025). Hanya saja, selama sepekan IHSG masih melaju 1,12%.
Apa yang membuat IHSG melejit selama sepekan ini?Head of Research Retail MNC SekuritasHerditya Wicaksanamenyebut, pergerakan IHSG sepanjang pekan ini terutama ditopang masuknya aliran dana asing seiring rebalancing indeks MSCI yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Rebalancing tersebut membuat sejumlah saham yang masuk dalam konstituen MSCI mendapat tambahan minat beli investor asing.
"Inflow asing cukup terasa, terutama ke saham-saham yang masuk konstituen MSCI. Ini menjadi salah satu penopang utama penguatan IHSG selama sepekan," ujar Herditya kepada Kontan, Jumat (28/11/2025).
Selain arus dana asing, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga memberi kontribusi signifikan. Stabilnya kurs membuat pelaku pasar lebih percaya diri, khususnya dalam merespons sentimen global yang belakangan cenderung positif.
Dari sisi eksternal, meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed menjadi sentimen dominan. Herditya menyebut, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed kini naik ke kisaran 84%, sehingga mendorong aliran dana masuk ke aset berisiko, termasuk pasar saham Indonesia.
"Harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed membuat risk appetite meningkat. Ini turut mendorong aksi beli yang menopang IHSG," jelasnya.
Ia menambahkan, kenaikan harga sejumlah komoditas global seperti emas dan CPO juga membantu menopang kinerja IHSG pekan ini. Penguatan harga komoditas tersebut memberikan dampak positif terhadap emiten-emiten terkait yang memiliki kapitalisasi besar dan bobot signifikan dalam indeks.
"Emas dan CPO bergerak naik, sehingga saham-saham komoditas mendapat sentimen tambahan yang cukup kuat," kata Herditya.
Kombinasi faktor aliran dana asing, penguatan rupiah, ekspektasi kebijakan moneter Amerika Serikat, dan tren harga komoditas menjadi penopang utama IHSG sepanjang pekan ini. Meski ditutup melemah pada akhir pekan, Herditya menilai koreksi tersebut masih wajar mengingat adanya aksi ambil untung setelah reli beberapa hari.
Label putih
Data API
Web Plug-ins
Pembuat Poster
Program Afiliasi
Berdagang Instrumen Keuangan Seperti Saham, Mata Uang, Komoditas, Kontrak Berjangka, Obligasi, Dana, Atau Mata Uang Kripto Adalah Perilaku Berisiko Tinggi, Termasuk Kehilangan Sebagian Atau Seluruh Jumlah Investasi Anda, Sehingga Perdagangan Tidak Cocok Untuk Semua Investor.
Anda Harus Melakukan Uji Tuntas Anda Sendiri, Menggunakan Penilaian Anda Sendiri, Dan Berkonsultasi Dengan Penasihat Yang Memenuhi Syarat Saat Membuat Keputusan Keuangan Apa Pun. Konten Situs Web Ini Tidak Ditujukan Kepada Anda, Situasi Keuangan Atau Kebutuhan Anda Juga Tidak Diperhitungkan. Informasi Yang Terdapat Di Situs Web Ini Belum Tentu Tersedia Secara Waktu Nyata, Juga Belum Tentu Akurat. Setiap Pesanan Atau Keputusan Keuangan Lainnya Yang Anda Buat Sepenuhnya Menjadi Tanggung Jawab Anda Dan Anda Tidak Boleh Bergantung Pada Informasi Apa Pun Yang Disediakan Melalui Situs Web. Kami Tidak Memberikan Jaminan Apa Pun Untuk Informasi Apa Pun Di Situs Web Dan Tidak Bertanggung Jawab Atas Kerugian Transaksi Apa Pun Yang Mungkin Timbul Dari Penggunaan Informasi Apa Pun Di Situs Web.
Dilarang Menggunakan, Menyimpan, Menggandakan, Menampilkan, Memodifikasi, Menyebarluaskan Atau Mendistribusikan Data Yang Terdapat Dalam Situs Web Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Situs Web Ini. Semua Hak Kekayaan Intelektual Dilindungi Oleh Pemasok Dan Bursa Yang Menyediakan Data Yang Terdapat Di Situs Web Ini.
Tidak Masuk
Masuk untuk mengakses lebih banyak fitur

Anggota FastBull
Belum
Pembelian
Masuk
Daftar